Kembali
×
Pentingnya Nutrisi Bagi Lansia di Masa Pandemi Covid-19
05 April 2021 15:08 WIB

Geriatri.id--Lansia sebagai penduduk yang mengalami insidensi Covid-19 paling tinggi perlu diperhatikan asupan nutrisinya selama pandemi ini. Dalam webinar yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (Pergemi), Sabtu 04/04, dr. Yudo Murti Mupangati, SpPD, K-Ger membawakan topik Peran Nutrisi Untuk Melawan Covid-19 dan Pemulihan Pasca Terinfeksi Covid-19.

Salah satu cara mendeteksi kecukupan nutrisi adalah dengan menimbang berat badan pasien pasca Covid-19. Tentu saja menimbangnya dengan menggunakan alat ukur atau timbangan. Lalu bagaimana jika tidak ada alat ukur, bisa dilakukan dengan cara melihat pakaian atau perhiasaan yang biasanya dikenakan oleh pasien. Kalau terasa longgar atau lebih besar dari biasanya, dipastikan ada penurunan berat badan yang bisa  mengarah terjadinya malnutrisi. 

Lebih jauh dr. Yudo menyebutkan nutrisi apa saja yang diperlukan sehingga bisa meningkatkan sistem imun tubuh. Yang pertama adalah protein, protein ini sangat berguna untuk sistem imun dan otot. Untuk membangun sistem imunitas kekebalan tubuh dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung protein sebanyak 2-3x sehari.

Makanan apa saja sih yang mengandung protein dan mudah didapat? dr. Yudo menyebutkan makanan seperti daging tanpa lemak, ikan telur, produk susu (susu, keju dan yogurt), kacang-kacangan, buncis dan tahu tempe. Selain itu Ikan yang mengandung lemak, omega 3, juga penting untuk meningkatkan imunitas tubuh seperti makarel, salmon, kembung dan bandeng. Karena Omega 3 ini diperlukan sebagai ketahanan untuk mencegah infeksi saluran pernafasan bagian atas. 

Yang selanjutnya adalah makanan yang mengandung banyak kabrohidrat. Karbohidrat ini penting sebagai energi bahan bakar yang diperlukan untuk kegiatan sehari-hari. Menurut dr. Yudo, baiknya karbohidrat dikonsumsi 3x sehari. Makanan yang mengandung karbohidrat diantaranya, beras, roti, pasta seperti macaroni dan mie dan sereal yang mengandung gandum. Bahkan sereal gandum ini lebih dianjurkan karena mengandurng ekstra serat, sehingga selain berguna untuk energi juga bagus untuk pencernaan. 

Namun, bagi mereka yang menderita diabetes, asupan karbohidrat ini harus diperhatikan. Karena karbohidrat kompleks akan diubah menjadi gula yang berbahaya bagi mereka. dr. Yudo, menyarankan untuk menghindari makanan yg kadar gulanya tinggi. Dan juga dianjurkan untuk lebih banyak mengkonsumi buah dan sayuran.

Makanan lainnya adalah buah-buahan dan sayuran, yang berfungsi sebagai serat dan vitamin yang esensial. Selain itu buah-buahan dan sayuran juga mengandung mineral yang diperlukan untuk mendukung sistem imun atau sistem kekebalan tubuh. Sayuran dan buah juga merupakan sumber air, anti oksidan dan serat. dr. Yudo menganjurkan buah atau sayuran dikonsumsi 5 porsi sehari. Namun, jika sesuatu hal yang membuat lansia tidak bisa mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan maka perlu dipertimbangkan untuk konsumsi suplemen multivitamin dan mineral. 

Susu dan produknya dianggap sebagai sumber kalsium dan mineral untuk kekuatan tulang dan gigi. Namun, tentu saja disarankan yang rendah lemak dan dikonsumsi 3x sehari. Salah satu yang disarankan dan aman dikonsumsi oleh lansia adalah produk susu dari Nestle, Boost Optimum. Menurut Yulia Megawati dari Nestle Science, produk Boost Optimum ini membantu memenuhi kecukupan nutrisi harian. Karena mengandung protein kualitas tinggi atau whey protein sebanyak 50%, dibandingkan produk lain yang maksimal hanya 20%. Rekomendasi 2 gelas per hari mampu menjaga tubuh tetap kuat dan aktif. 

Yulia lebih lanjut menjelaskan, Boost Optimum ini juga membantu memenuhi kecukupan nutrisi bagi lansia, terutama yang mengalami berat badan turun usai terpapar Covid-19. Asam amino leucine dan BCAA (Branched Chain Amino Acid),  yang terdapat pada Boost Optimum mampu menjaga massa, kekuatan otot dan menambah nafsu makan.

Selain itu lansia membutuhkan mineral seperti selenium dan zinc, juga vitamin. Salah satu vitamin yang penting adalah vitamin D. Seperti yang diketahui, berjemur di pagi hari adalah cara mudah untuk mendapat kecukupan vitamin D.  Tentu saja harus memerhatikan juga faktor terik atau tidaknya lokasi tempat tinggal dan warna kulit. Untuk warna kulit yang gelap biasanya butuh waktu lebih lama. dr. Yudo menyarankan berjemur di pagi hari jam 08.00 selama 10 menit cukup untuk mendapatkan Vitamin D. Karena jika kelebihan bisa menimbulkan sun burn dan/atau kanker kulit.

Selain hal-hal di atas, yang paling penting dikonsumsi dan diperlukan tubuh adalah minum air secukupnya. Menurut dr. Yudo, lansia kadang keinginan untuk minum berkurang, jadi harus diberikan target. Tentu saja target ini tidak berlaku bagi mereka yang memiliki penyakit ginjal atau jantung. Jika tidak memiliki penyakit-penyakit itu disarankan untuk minum 6-8 gelas sehari dengan ukuran kira-kira 200cc/gelas. 

Bagaimana kita mengetahui kalau kita kurang mengkonsumsi air? dr. Yudo menyebutkan, yaitu dengan cara mengecek warna urin. Jika warna urin kuning pekat atau gelap, maka sudah dipastikan tubuh kekurangan cairan. Namun jika warna urin sudah kuning pucat atau cenderung putih, maka cairan dipastikan cukup.

Cairan ini dibutuhkan untuk menjaga fungsi ginjal dan menjaga keseimbangan selular homoestasis.  Selain itu juga untuk mengontrol suhu tubuh, pasien yang kurang minum air badannya akan sedikit hangat. Untuk itu dianjurkan minum 9-13 gelas sehari per 250 cc bagi orang dewasa dan lansia. Minum yang cukup juga bisa menghambat faktor risiko komplikasi Covid-19.

Untuk pasien yang mengalami mulut kering, karena penguapan atau nebulizer, disarankan untuk mengkonsumi 8 gelas sehari. Atau mengkonsumsi permen atau permen karet bebas gula, yang bisa merangsang ludah untuk memproduksi air ludah. 

Sama hal nya jika nanti berpuasa, kebutuhan cairan juga tidak boleh dikurangi. Bagaimana menyiasatinya, dr. Yudo memberikan tips agar tidak kekurangan cairan selama bulan puasa. Menurutnya, konsumsi air baiknya dibagi menjadi saat berbuka, sehabis sholat maghrib, sehabis sholat tarawih, sebelum tidur, dan sesudah sahur. Sehingga, dengan demikian meski berpuasa, kebutuhan cairan tetap terpenuhi. (Dewi Retno untuk Geriatri.id | Foto Pixabay)

 

Artikel Lainnya
Artikel
13 September 2025 10:00 WIB
Artikel
12 September 2025 10:00 WIB
Artikel
11 September 2025 10:00 WIB
Artikel
10 September 2025 10:00 WIB
Tags
Lansia
Pergemi
Geriatri
Lansia Online
Nutrisi
Covid-19
Yudo Murti Mupangati
dr yudo