Geriatri.id--Program vaksinasi Covid-19 yang telah berlangsung sejak Februari terus bergulir, termasuk vaksinasi terhadap kelompok lanjut usia (lansia). Kejadian ikutan setelah imunisasi (KIPI) vaksinasi Covid-19 terhadap lansia pun disebut lebih sedikit ketimbang kelompok berusia lebih muda.
”Ternyata lansia cukup kuat dan justru KIPI-nya sedikit sekali dibandingkan yang dewasa mudanya. Yang datang ke kami itu sudah bugar-bugar semua,” kata Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro dalam dialog bertema “Partisipasi Lansia, Tugas Bersama”, Rabu (31/03/2021).
KIPI adalah respons tubuh yang timbul setelah vaksinasi. Reaksi yang umum muncul umumnya berupa demam atau nyeri ringan di bagian yang disuntik. Reaksi ini tidak hanya muncul pada saat mendapatkan vaksin COVID-19 saja. Semua jenis imunisasi dapat menimbulkan KIPI.
Sri mengatakan efek samping vaksin Covid-19 buatan Sinovac dan AstraZeneca disebut bersifat ringan. Misalnya, reaksi lokal yang terdiri dari rasa nyeri, kemerahan, hingga bengkak pada tempat suntikan. Untuk reaksi sistemik, seperti demam, nyeri otot, lemas, hingga mual.
“Gradasinya ringan. Artinya, satu dua hari saja sembuh. Tanpa obat kadang-kadang hanya kalau demam cukup dengan istirahat, sudah bugar kembali,” kata Sri.
Kejadian ikutan pasca imunisasi kembali mencuat di Sulawesi Utara. Pada pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dengan menggunakan vaksin produksi AstraZeneca di Sulawesi Utara, ditemukan 4 orang mengalami KIPI berupa menggigil, demam, dan pegal.
Setelah investigasi bersama oleh Komisi Daerah KIPI Sulawesi Utara dan Badan POM, Kemenkes, WHO, dan UNICEF, ditetapkan bahwa kejadiannya termasuk KIPI ringan.
Dilansir laman Covid19.go.id, Ketua Komnas KIPI, Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari menyebutkan KIPI tersebut juga dipengaruhi faktor-faktor non-vaksin, seperti reaksi kecemasan. Berdasarkan rekomendasi, pelaksanaan vaksinasi di Sulawesi Utara tetap dapat dilanjutkan. (ymr | foto Pixabay)