Kembali
×
Dua Tipologi Kejiwaan Lansia, Bagaimana Menanganinya?
17 Maret 2020 21:08 WIB

Geriatri.id- Menurut teori Erik Erikson, lansia dalam puncak perkembangan kejiwaannya, terbagi dalam dua tipologi. Pertama adalah tahap ego-integrity. Kedua adalah despair.

"Fase ego-integrity adalah dimana seseorang di masa tuanya memiliki kebijaksanaan untuk merefleksikan kehidupan yang sudah dilalui sebagai kesuksesan," kata Psikolog Klinis Diah Mahmudah, kepada geriatri.id.

Psikolog yang juga pegiat kesehatan mental itu menjelaskan, pada tahap ini, lansia merasa berada di puncak pencapaian hidupnya.

"Dia mencapai keberhasilan materi, immateri, termasuk spiritual, merasa sangat nyaman dengan dirinya, utuh dengan pencapaian yang dia raih," papar Diah.

Pada lansia yang di tahap akhir perkembangannya mencapai fase ego-integrity, dia akan tenang dan cenderung 'adem' dalam menghadapi kesedihan atau perasaan tidak aman (insecurity).

"Jadi mereka akan lebih mudah dalam speed recovery mentalnya ketika mengalami hal-hal yang secara emosional tidak menyenangkan," ujarnya.

Hal berbeda terjadi jika lansia pada tahap perkembangan akhir kejiwaannya justru memasuki fase despair. Mereka merasa masa tuanya penih kegetiran, kepahitan, merasa gagal.

"Memasuki masa tua justru menjadi fase dimana dia merasa gagal dan banyak menyesal," terang Diah.

Banyak hal yang membuat lansia mencapai fase perkembangan akhir kejiwaannya menuju fase despair.

"Mungkin berbagai hal membuat dia merasa masa tuanya banyak kecemasan," kata Diah.


Nah, untuk lansia dengan kondisi seperti ini, perhatian harus lebih banyak diberikan jika terjadi hal-hal yang bisa membuat sedih atau kesepian seperti misalnya harus menjalani karantina akibat penyakit, atau terjadi lock down atau harus menjalani social distancing karena terjadinya persebaran wabah penyakit seperti pandemi corona (COVID-19).

Berita Lansia:

LANSIA ONLINE, Kelas Kesehatan dari Rumah

Bila Lansia Sakit, Begini Cara Tepat Merawatnya

3 Kunci Sukses Agar Lansia Sehat, Apa Saja?

Menjadi Lansia Sehat dan Bahagia Tanpa Kerentaan

Mereka lebih butuh perhatian karena, berbeda dengan tipe orang tua pertama yang mencapai fase ego-integrity, mereka lebih mudah merasa cemas, sedih dan terbaiakan.

"Kalau itu terjadi pada orang tua kita, kita harus paham orang tua kita termasuk tipe yang mana? Jika termasuk tipe kedua, tolong didampingi, lebih banyak, sehingga di masa tua, mereka bisa menghadapinya sebagai masa yang damai," ujarnya.

Diah menjelaskan, sepertiga usia seseorang ditentukan di penghujung umurnya.

"Sangat baik bagi kita, anak-anaknya, berbakti dan berterimakasih kepada mereka di masa tuanya, membantu mereka supaya berada di puncak kebahagiaan hidup, di masa-masa terakhir kehidupannya. Anak-anak berperan sebagai caregiver mereka, sebagaimana dulu mereka menjadi caregiver kita ketika kita masih kecil," pungkasnya. (mag)

Foto: Ilustrasi - Merawat lansia (pixabay)

Video Lansia:

Artikel Lainnya
Artikel
13 September 2025 10:00 WIB
Artikel
12 September 2025 10:00 WIB
Artikel
11 September 2025 10:00 WIB
Artikel
10 September 2025 10:00 WIB
Tags
merawat lansia
geriatri
kejiwaan lansia
lansia sehat
kesehatan mental lansia
pandemi corona
covid 19
infeksi corona
lansia
lansia bahagia
lansia online
berita lansia