Geriatri.id - Kejahatan dunia maya yang menargetkan kelompok lanjut usia (lansia) meningkat tajam. Para pelaku kejahatan siber melihat lansia sebagai sasaran empuk karena kerentanan mereka dalam menggunakan teknologi.
Menurut Laporan Kejahatan Internet FBI 2022, lansia di Amerika Serikat (AS) kehilangan sekitar 3 miliar dolar AS akibat serangan siber, atau naik 11% dari tahun sebelumnya.
Jenis serangan yang sering menimpa lansia adalah phishing, penipuan dukungan teknis dan rekayasa sosial.
Dari ketiga jenis itu, bentuk penipuan paling umum adalah phishing. Dalam kasus seperti ini, korban menerima pesan atau email yang tampak berasal dari sumber tepercaya, seperti bank atau institusi pemerintah, dengan tujuan mencuri informasi pribadi mereka.
Phishing tercatat sebagai kejahatan dunia maya paling banyak dilaporkan lansia, dengan lebih dari 300.000 keluhan diajukan pada 2022.
Kerugian finansial meningkat
Baca Juga: Waspada Kejahatan Siber, Tips Bertransaksi Menggunakan Mobile Banking
Dampak finansial dari kejahatan dunia maya sangat signifikan.
Pada 2023, orang berusia 60 tahun ke atas di AS mengalami kerugian lebih dari 1,2 miliar dolar AS hanya dalam penipuan investasi online.
Angka ini meningkat dari sebelumnya 990 juta dolar AS pada tahun sebelumnya.
Penipuan dukungan teknis menempati peringkat kedua, dengan korban total sekitar 590 juta dolar AS, diikuti penipuan asmara dengan kerugian hampir 356 juta dolar AS.
Tidak hanya di AS, tren serupa juga terjadi di Eropa. Sebuah studi dari Pro Senectute, organisasi yang mendukung lansia di Swiss, mengungkapkan bahwa hampir 80% orang di atas 55 tahun di negara tersebut telah mengalami upaya penipuan dunia maya.
Lebih mengkhawatirkan lagi, sekitar 739 juta dolar AS telah hilang akibat penipuan di kalangan lansia Swiss dalam lima tahun terakhir.
Mengapa lansia rentan terhadap kejahatan siber?
Kebanyakan lansia tidak tumbuh dengan teknologi seperti generasi muda saat ini.
Banyak dari mereka kurang paham akan ancaman siber atau langkah keamanan dasar, sehingga lebih rentan terhadap serangan canggih.
Lansia juga sering mempercayai komunikasi dari sumber yang tampak resmi dan otoritatif sehingga mudah tertipu.
Di era digital, informasi pribadi sering dijual di Dark Web dan penjahat dunia maya dapat menggunakan data tersebut untuk mengeksploitasi lansia.
Ditambah isolasi sosial yang sering dialami lansia, para penipu memanfaatkan manipulasi emosional, seperti menyamar sebagai cucu yang membutuhkan bantuan keuangan untuk mendapatkan kepercayaan mereka.
Ancaman siber dan penipuan yang mengintai
Selain phishing, penipuan dukungan teknis juga marak. Dalam penipuan ini, pelaku menyamar sebagai agen dukungan teknis dari perusahaan teknologi ternama seperti Microsoft atau Apple.
Para penipu mengklaim perangkat korban telah terinfeksi malware. Mereka kemudian meyakinkan korban untuk membayar layanan palsu atau memberi akses ke komputer korban, memungkinkan mereka mencuri informasi pribadi atau menginstal malware.
Rekayasa sosial juga menjadi ancaman yang signifikan. Penjahat memanfaatkan ketidakmampuan korban mengenali tipuan dengan menekan emosi, seperti rasa takut atau urgensi untuk membuat mereka melanggar aturan keamanan.
Penipuan asmara, di mana penipu berpura-pura menjadi pasangan romantis, adalah salah satu bentuk serangan rekayasa sosial yang sangat merugikan.
Pentingnya lansia meningkatkan kesadaran siber
Meningkatnya kejahatan dunia maya yang menargetkan lansia menunjukkan kebutuhan mendesak akan kesadaran siber di kalangan senior.
Lansia tidak hanya membutuhkan literasi digital lebih baik, tetapi juga alat dan pengetahuan untuk melindungi diri dari serangan yang semakin canggih.
Rebecca Law, Country Manager Check Point Software Technologies Singapura mengatakan korban emosional dan kerugian finansial akibat serangan ini tidak hanya berdampak pada korban, tetapi juga keluarga dan komunitas mereka.
"Kita harus memberdayakan orang dewasa yang lebih tua dengan alat yang mereka butuhkan untuk melindungi diri mereka secara online," katanya.
Baca Juga: Tips untuk Lansia Biar Terhindar dari Maraknya Penipuan di Era Digital
Lansia harus lebih waspada terhadap upaya penipuan yang kerap memanfaatkan kerentanan mereka terhadap teknologi.
Dengan peretas yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk membuat email atau bahkan video palsu, penting bagi lansia untuk tetap siaga dalam menghadapi kejahatan siber di era digital.***
*Ilustrasi - Kejahatan dunia maya dengan target lansia meningkat drastis.(Pixabay)
Video Senior Podcast