Geriatri.id - Lupus adalah penyakit autoimun yang dikenal dengan sebutan seribu wajah. Penyakit ini dapat memengaruhi orang dari segala usia, termasuk lansia, namun paling sering didiagnosis antara usia 15-45 tahun.
Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ tubuh seperti persendian, kulit, ginjal, sel darah, otak, jantung, dan paru-paru.
Lupus yang juga dikenal dengan sebutan Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) adalah penyakit peradangan kronis ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringan tubuhnya sendiri.
Lupus juga merupakan penyakit peradangan kronik yang disebabkan sistem kekebalan tubuh yang salah mengidentifikasi sel dan jaringan tubuhnya sendiri sebagai benda asing.
Baca Juga: 5 Pertanyaan Mengenai Hipertensi
Faktor yang diduga mempengaruhi terjadinya lupus
1. Faktor Genetik
Beberapa individu memiliki kecenderungan genetik untuk mengalami lupus.
Jika ada riwayat keluarga dengan lupus, risiko seseorang untuk mengembangkan penyakit ini dapat meningkat.
2. Faktor Lingkungan
Paparan faktor lingkungan tertentu, seperti infeksi virus atau bakteri, sinar matahari, obat-obatan tertentu, dan stres, dapat menjadi pemicu untuk perkembangan lupus pada individu yang memiliki kecenderungan genetik.
Gejala lupus bisa bervariasi dari ringan hingga parah dan dapat mempengaruhi berbagai organ tubuh.
Gejala umum yang sering terjadi pada lupus
- Ruam kulit
Ruam kulit khas lupus berbentuk seperti sayap kupu-kupu di pipi dan batang hidung, yang dikenal sebagai "butterfly rash" atau "malar rash". Namun, tidak semua penderita lupus mengalami ruam ini.
- Kelelahan berat
Kelelahan yang berlebihan dan sulit diatasi merupakan gejala yang sering terjadi pada lupus.
Kondisi ini dapat memengaruhi kualitas hidup penderita.
- Nyeri dan pembengkakan sendi
Penderita lupus sering mengalami nyeri dan pembengkakan pada sendi, terutama di tangan dan kaki.
Gejala ini dapat membatasi gerakan dan membuat aktivitas sehari-hari menjadi sulit.
- Gangguan pada organ tubuh lainnya
Lupus dapat mempengaruhi organ lain seperti ginjal, jantung, paru-paru, dan otak, menyebabkan gejala berbeda-beda tergantung organ yang terkena.
Pencegahan lupus
Sampai saat ini, belum ada metode pencegahan yang pasti untuk lupus.
Namun, ada beberapa langkah untuk mengurangi risiko lupus, terutama pada individu yang memiliki riwayat keluarga dengan lupus.
1. Pemeriksaan teratur
Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan memantau kondisi tubuh secara berkala dapat membantu mendeteksi dini tanda-tanda lupus.
2. Pola hidup sehat
Menerapkan pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, mengelola stres, dan menjaga kebersihan diri dapat membantu mempertahankan kesehatan tubuh dan mengurangi risiko lupus.
Baca Juga: 14 Sindrom Geriatri yang Sering Dikeluhkan Lansia
3. Menghindari pemicu
Menghindari faktor pemicu yang dapat memicu gejala lupus seperti sinar matahari berlebihan, infeksi, dan obat-obatan tertentu juga dapat membantu mengurangi risiko serangan lupus.***
*Ilustrasi - Lansia sakit.(Pixabay)
Video Lansia Online