Geriatri.id - Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Edi Suharto menekankan perlunya sinergitas, khususnya pemerintah, masyarakat dan seluruh elemen yang menangani lanjut usia (lansia). Hal ini untuk mewujudkan lansia Indonesia yang sehat, sejahtera dan bermartabat.
"Indonesia mulai memasuki periode Aging Population dimana terjadi peningkatan umur harapan hidup yang diikuti dengan peningkatan jumlah lanjut usia. Fenomena ini merupakan dampak dari terjadinya populasi menua yakni semakin besar proporsi lanjut usia terhadap jumlah penduduk suatu negara," ujar Dirjen Rehabilitasi Sosial Edi Suharto dalam sambutan tertulisnya.
Sambutan ini dibacakan Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Andi Hanindito dalam pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi Lanjut Usia Indonesia”, di Jakarta, beberapa wakrtu lalu.
Andi menyampaikan data hasil Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2018 terdapat 24,49 juta penduduk lansia di Indonesia saat ini atau 9,03% dari total jumlah penduduk. Ini menunjukkan Indonesia sudah dapat dikatakan berstruktur tua jika memiliki populasi lansia di atas 7%.
"Dari total 24 juta jiwa tersebut, kurang lebih 2 juta di antaranya berkategori tidak potensial karena mereka berada dalam kondisi bedridden atau tidak dapat beraktifitas lagi seperti biasanya, dan secara ekonomi sebagian besar dari mereka tergolong tidak mampu," kata Andi.
Untuk itu diharapkan organisasi kemasyarakatan dan keagamaan, pendidikan tinggi, lembaga tingkat kabupaten kota lebih progresif dalam bekerja dan bersinergi menyambut fenomena Aging Population. Salah satu pilar sosial yang sangat aktif bergerak di lapangan dalam pelayanan terhadap lansia adalah Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS).
Sebanyak 200 peserta hadir pada pertemuan ini yang merupakan perwakilan dari akademisi dan praktisi bidang lansia, pemerhati, politisi, Pengurus Forum Komunikasi Lanjut Usia Indonesia, Ketua LKS Lansia se-Jabodetabek, pegiat kemanusiaan yang fokus pada lansia, dan organisasi sosial.***
*Ilustrasi lansia (Foto: Pixabay)