Geriatri.id - Gigi memiliki fungsi pengunyahan, berbicara, dan estetika. Gigi pada lansia mungkin sudah banyak yang rusak, bahkan copot sehingga menyulitkan saat mengunyah makanan.
Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi lansia.
Kehilangan gigi pada lansia berdampak psikologis seperti merasa malu, tegang, kehilangan selera makan, malnutrisi, tidur terganggu, kesulitan bergaul, menghindar untuk keluar, tidak memiliki teman, konsentrasi terganggu, hingga tidak dapat bekerja secara total.
Kesehatan gigi merupakan salah satu aspek dari kesehatan seseorang yang merupakan hasil interaksi dari kondisi fisik, mental, dan sosial.
Kehilangan gigi merupakan penyebab terbanyak menurunnya fungsi pengunyahan.
Kehilangan gigi juga dapat mempengaruhi rongga mulut dan kesehatan umum sehingga akan mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara keseluruhan.
Penyebab kehilangan gigi
Lansia merupakan proses alamiah yang tidak dapat dihindarkan. Secara biologis akan terjadi kemunduran fisik pada lansia, termasuk gigi perlahan-lahan mulai tanggal hingga ompong
Penyebab terbanyak lansia kehilangan gigi akibat buruknya status kesehatan rongga mulut, terutama karies dan penyakit periodontal.
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 di Provinsi Bali berdasarkan kelompok usia menunjukkan kelompok usia 55-64 tahun memiliki proporsi tertinggi dalam permasalahan kesehatan gigi dan mulut, yaitu 30,8%.
Lansia diharapkan minimal mempunyai 20 gigi berfungsi. Hal ini berarti fungsi pengunyahan mendekati normal meski sedikit berkurang.
Demikian halnya fungsi estetik dan bicara masih dapat dianggap normal dengan jumlah gigi minimal 20 buah.***