Berada dalam situasi sosial yang ramai dan penuh interaksi bisa melelahkan, terutama bagi lansia. Meski bersosialisasi penting untuk kesehatan mental dan fisik, rasa lelah atau sensasi "sosial hangover" bisa muncul. Berikut cara menyikapi situasi ini dengan bijak—dengan rujukan sumber terpercaya dan tips praktis agar tetap nyaman.
Penelitian menunjukkan bahwa isolasi sosial menyebabkan kelelahan mental dan fisik, seperti gangguan tidur, depresi, hingga penurunan kualitas hidup pada lansia. “Meski bersosialisasi membantu kesehatan, ekses berinteraksi tanpa pemulihan bisa melelahkan,” demikian seperti dikutip dari laman pmc.ncbi.nlm.nih.gov
Studi tentang lansia menunjukkan bahwa strategi sadar seperti menjaga pikiran tetap positif, melakukan “self-pep talks”, dan mengambil peran aktif menangkal stres sosial. “Peran aktif itu mencakup ... sikap positif ... memberi semangat pada diri sendiri ... ‘tetap sibuk’, ‘jangan menoleh ke belakang’, ‘terima usia tua’, dan ‘sering berada di sekitar anak muda,” seperti dikutip dari laman https://studylib.net. Dengan kata lain, bersosialisasi itu baik, asal diselingi istirahat dan sikap positif.
Teori Activity Theory menjelaskan lansia akan mendapatkan kebahagiaan lebih jika tetap aktif dan berinteraksi—dengan catatan frekuensi dan durasi yang sesuai kondisi tubuh. Kelelahan bisa dicegah jika interaksi dilandasi keseimbangan aktivitas dan waktu istirahat.
Sakit kepala atau letih: Ambil waktu istirahat 10–15 menit di area tenang, atau duduk sambil minum air
Pikiran cepat lelah: Lakukan napas dalam (4 detik tarik, tahan 2 detik, hembuskan 6 detik)
Kesulitan konsentrasi: Bicaralah satu per satu, hindari terlalu banyak pembicaraan serempak
Post-event blues: Dokumentasikan momen positif—foto atau catatan singkat—sebagai bahan memori setelah pulang