Oleh: Dr. dr. Purwita Wijaya Laksmi, Sp.PD-KGer
Geriatri.id - Berjalan bukanlah sebuah proses yang otomatis. Berjalan membutuhkan integrasi kompleks info sensorik posisi tubuh relatif terhadap sekeliling dan kemampuan memberikan respons motorik untuk mengontrol pergerakan.
Berjalan membutuhkan kontrol keseimbangan yang baik untuk misalnya: bangkit dari kursi, berputar arah ketika berjalan, dan turun naik tangga.
Risiko jatuh, pada pasien lanjut usia atau lansia terjadi ketika sistem kontrol postural gagal mendeteksi pergeseran dan tidak mereposisi pusat gravitasi terhadap landasan penopang pada waktu yang tepat.
Ada dua kondisi yang mempengaruhi terjadinya risiko jatuh pada lansia:
1. Intrinsik:
- kondisi medis dan neuropsikiatrik
- gangguan penglihatan dan pendengaran
- perubahan terkait usia pada postur tubuh, fungsi saraf otot, cara berjalan, dan refleks postural
2. Ekstrinsik:
- obat-obatan yang dikonsumsi
- penggunaan alat bantu jalan yang tidak sesuai
- bahaya lingkungan sekitar: karpet yang terlipat, mainan/kabel yang berserakan, lantai licin, undakan, penerangan yang kurang, tidak ada pegangan, kondisi toilet, tinggi furniture atau tempat tidur yang tidak tepat
Berita Lansia:
LANSIA ONLINE, Kelas Kesehatan dari Rumah
Bila Lansia Sakit, Begini Cara Tepat Merawatnya
3 Kunci Sukses Agar Lansia Sehat, Apa Saja?
Menjadi Lansia Sehat dan Bahagia Tanpa Kerentaan
Ada tiga faktor yang menjadi penyebab risiko jatuh pada pasien lansia.
1. Faktor risiko: yaitu faktor yang dipengaruhi oleh kondisi ekstrinsik seperti lingkungan yang tidak ramah lansia, kehilangan keseimbangan, pengaruh obat-obatan, kehilangan keseimbangan dan sebagainya
2 Faktor pencetus atau penyebab: yaitu faktor yang banyak dipengaruhi oleh kondisi intrinsik seperti syncope atau kondisi kehilangan kesadaran untuk beberapa saat, dizziness atau pusing, drop attack, dan sebagainya.
3. Faktor Penyulit atau Komorbiditas: atau adanya peyakit penyerta selain penyakit utama yang diderita pasien.***