Geratri.id - Saat ini Indonesia sedang memasuki fase struktur penduduk tua yang ditandai dengan jumlah lansia lebih dari 10% total penduduk.
Penuaan struktur penduduk diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2045. Jumlah lansia saat itu diperkirakan akan mencapai hampir seperlima dari total penduduk Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK Nunung Nuryartono mewakili Menko PMK menekankan perlunya komitmen bersama bagi kehidupan lansia agar dapat mandiri, sejahtera, serta bermartabat.
Baca Juga: 5 Pertanyaan Mengenai Hipertensi
“Kegiatan ini harus dilihat sebagai momentum untuk mewujudkan lansia berdaya, sehingga dapat terus berpartisipasi dalam pembangunan menuju Indonesia Emas 2045.
Ini juga perlu ada upaya untuk melibatkan seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, swasta, masyarakat hingga keluarga,” ujarnya dalam Webinar “Lansia Berdaya Cipta, Berdaya Guna, dan Berdaya Saing”, dikutip dari laman Kementerian PMK Kamis 15 Juni 2023.
Kegiatan itu diselenggarakan Yayasan Mitra Daya Setara secara daring.dalam rangka Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional Tahun 2023.
Sebelumnya, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2021 tentang Stranas Kelanjutusiaan yang dapat menjadi acuan bagi kementerian dan lembaga hingga pemerintah daerah, termasuk juga oleh organisasi masyarakat untuk menyusun kebijakan dan program pembangunan lansia berkelanjutan.
Nunung mengajak segenap pihak dapat mulai menanamkan konsep pemberdayaan lanjut usia. Program diharapkan hadir tidak hanya sekadar kegiatan amal atau charity.
Baca Juga: 14 Sindrom Geriatri yang Sering Dikeluhkan Lansia
Tetapi perlu ada stimulan bagi lansia agar dapat memanfaatkan aset yang dimiliki untuk menghasilkan aset lebih banyak lagi melalui kegiatan berwirausaha.
Dikatakan Nunung, bagi lansia yang masuk dalam kelas ekonomi rendah, pemerintah telah berupaya menyalurkan program kesejahteraan sosial melalui program rehabilitasi sosial dan perlindungan sosial, utamanya dalam rangka percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, mengingat data susenas tahun 2022 menunjukan bahwa 42,3% lansia masuk dalam penduduk kelompok pengeluaran terbawah, dan 2% diantaranya termasuk penduduk dengan kemiskinan ekstrem.
Sedangkan bagi lansia penyandang disabilitas, pemerintah memberikan berbagai alat bantu sesuai dengan kebutuhan seperti alat bantu dengar, kacamata, kursi roda adaptif dan alat bantu lainnya melalui program bantuan sosial sebagai komitmen untuk senantiasa membantu dan memberdayakan lansia.
“Regulasi dan program sudah pemerintah lakukan, pada semua level, baik itu lansia yang ada di level ekonomi menengah maupun ke bawah, juga bagi lansia dengan disabilitas. Program sudah tersedia.
Untuk itu kami mengajak semua pihak untuk turut memberikan dukungan agar semua berjalan dengan maksimal,” jelas Nunung.
Untuk mewujudkan lansia berdaya, lanjut dia, harus dipenuhi dengan upaya menjaga kesehatan lansia itu sendiri.
Ini berarti perlu diimbangi dengan upaya untuk menjaga kesehatan dengan memakan makanan bergizi seimbang dan diikuti dengan melakukan olahraga yang rutin.
“Menua dengan sehat, itu syarat penting yang harus dipenuhi agar lansia dapat berdaya. Jadi harus jaga kesehatan. Makan bergizi dan olahraga teratur agar dapat terhindar dar macam-macam penyakit,” pungkasnya.***
Ilustrasi - Lansia berdaya dan mandiri.(Pixabay)
Video Lansia Terbaru: