 
		
Geriatri.id - Muhammadiyah konsen dengan kelompok lanjut usia (lansia) melalui beragam program yang menyasar kesejahteraan lansia. Salah satunya melalui program Senior Care.
Ketua Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Mariman Darto mengatakan Muhammadiyah menempatkan ageing population sebagai isu strategis kebangsaan ke-8.
“Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat perlu melakukan mitigasi demografi dengan berbagai program yang memungkinkan warga senior tetap aktif dan produktif melalui berbagai kegiatan sosial, keagamaan, kebudayaan, ekonomi, pariwisata, dan kegiatan lainnya,” ujar Mariman.
Baca Juga: 5 Pertanyaan Mengenai Hipertensi
Dikutip dari laman PP Muhammadiyah, hal itu disampaikan Mariman dalam diskusi publik bertajuk Lansia Terawat, Indonesia Bermartabat di Jakarta, Selasa 30 Mei 2023.
Menurut UU Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, lansia didefinisikan sebagai orang berusia 60 tahun ke atas.
Keberadaan Lansia sangat penting bukan hanya dari sisi jumlah, namun mitigasi terhadap penanganan masalahnya juga perlu dilakukan. Jika tidak diantisipasi, maka keberadaannya menjadi persoalan baru.
Tahun 2022 jumlah lansia mencapai 27 juta orang atau 10,48 persen dari total penduduk. Bahkan pada tahun 2045, jumlahnya meningkat menjadi 63,3 juta atau 19,9 persen dari total penduduk.
Struktur penduduk tua (ageing population) tersebut, selain merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian pembangunan manusia secara nasional, sekaligus juga merupakan tantangan dalam pembangunan.
Baca Juga: Tanya Jawab Masalah Kesehatan Jantung
Menurut Mariman, tanggung jawab terhadap lansia harus dilaksanakan secara kolaboratif antara pemerintah sebagai pemimpin dan organisasi masyarakat.
Kebijakan pemerintah diharapkan searah dengan usaha mengakomodasi lansia, baik dalam program kesehatan dan kesejahteraan, program pendidikan, kesejahteraan ekonomi, perlindungan terhadap kekerasan dan diskriminasi, serta fasilitas dan kegiatan.
Muhammadiyah, lanjut dia, siap mendukung pemerintah untuk melaksanakan isu strategis itu dengan penyediaan sumber daya yang meliputi kepakaran, fasilitas, dan jejaring relawan untuk memberikan solusi yang aplikatif.
“Solusi yang dirancang tersebut pada gilirannya akan menjadi program dan kegiatan intervensi bersama-sama dalam mewujudkan Lansia mandiri, sejahtera, dan bermartabat. Upaya ini pada dasarnya memerlukan tahapan yang sistematis, terstruktur, dan terukur serta berkelanjutan,” katanya.
Baca Juga: 14 Sindrom Geriatri yang Sering Dikeluhkan Lansia
Berikut lima alasan Muhammadiyah perhatian terhadap lansia:
1. Kualitas hidup lansia menjadi perhatian terutama di negara-negara maju, di mana pola hidup manusia semakin lambat dan tenaganya semakin berkurang.
2. Kesenjangan sosial menjadi perhatian terutama di negara-negara berkembang di mana orang tua sering kali ditinggal oleh keluarga yang pergi mencari pekerjaan di luar negeri.
3. Pengasuhan dan perawatan terutama pada orang tua tunggal tanpa keluarga.
4. Isolasi dan kesepian, dimana orang tua merasa kesepian dan terisolasi dari hubungan sosial mereka.
5. Pendidikan dan pelatihan. Semakin sulit orang tua memenuhi kebutuhan sendiri maka sulit untuk mengikuti perkembangan teknologi dan informasi yang terus bergerak maju.
Foto: Diskusi publik bertajuk Lansia Terawat, Indonesia Bermartabat di Jakarta, Selasa 30 Mei 2023.(Dok.PP Muhammadiyah)
Video Lansia Terbaru: