Geriatri.id - Penyebab cedera paling umum pada kelompok lanjut usia (lansia) adalah jatuh. Meski begitu, pengobatan dan kesadaran akan risiko itu biasanya baru muncul setelah mereka mengalaminya.
Studi dari Inisiatif Kesehatan Wanita (NIH) meneliti risiko jatuh pada lansia dan tindakan pencegahan untuk meminimalisir risiko. Studi ini telah dipublikasi dalam jurnal Nature Digital Medicine.
Penelitian ini menguji kemampuan berjalan 67 wanita berusia di atas 60 tahun. Selain itu mereka juga ditanya berapa kali terjatuh pada tahun sepanjang tahun sebelumnya.
Baca Juga: Butuh Perhatian Khusus, Dinsos Indramayu Kunjungi Lansia Berusia 109 Tahun
Untuk mengukur pola berjalan mereka selama satu minggu, para partisipan diminta mengenakan perangkat kecil dengan sensor gerak.
Perangkat itu dapat menemukan data yang diekstraksi secara otomatis untuk memprediksi risiko partisipan terjatuh.
Parameternya dengan pemeriksaan ketidakberimbangan dalam berdiri dan berjalan.
“Prediksi kami menunjukkan ada perbedaan antara orang-orang yang benar-benar stabil dan orang-orang yang tidak stabil dalam beberapa cara,” ujar Bruce Schatz.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan penilaian dari individu lebih tua jatuh dengan yang lebih muda.
Saat orang dewasa lebih muda terjatuh, mereka mengira atau menilai ada sesuatu yang salah, misalnya permukaan lantai licin.
Tetapi orang dewasa lebih tua jatuh karena tubuh mereka tidak stabil. Mereka kehilangan keseimbangan ketika berjalan atau goyah ketika berdiri dan duduk.
Dari perbedaan ini, para peneliti berpikir mungkin mereka bisa mengukur ketidakstabilan ini.
Mereka menggunakan perangkat akselerometer yang mampu mengukur pola berjalan pengguna dan seberapa tidak stabilnya mereka.
Mereka menggabungkan pengukuran ini dengan riwayat jatuhnya individu untuk menentukan risiko jatuh di masa depan.
Kemampuan memprediksi risiko jatuh penting karena banyak orang dewasa lebih tua sering tidak memperhatikan fakta bahwa mereka tidak stabil hingga terjatuh.
Jika tahu berisiko, mereka dapat melakukan latihan rehabilitasi untuk meningkatkan kekuatan dan meminimalisir kemungkinan jatuh.
Schatz melihat hasil penelitian ini sebagai tanda bahwa di masa depan, penggunaan perangkat atau bahkan aplikasi gawai dapat mengukur pola berjalan dan memperingatkan pengguna tentang risiko jatuh.
Saat ini sebagian besar ponsel sudah memiliki akselerometer, sensor yang digunakan dalam penelitian ini.
Schatz membayangkan di masa depan setiap lansia akan memiliki aplikasi gawai yang terus merekam gerakan mereka.
Ketika lansia berjalan tidak stabil, aplikasi itu dapat memberi tahu pengguna atau dokter mereka. Dengan begitu, mereka dapat memulai latihan pencegahan.***
Video Lansia Terbaru: