Kembali
×
Tongkat Pintar Multifungsi Inovasi Mahasiswa UGM Bantu Deteksi Kesehatan Lansia dan Tunanetra
16 September 2022 20:59 WIB

Geriatri.id - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan In-SWALST (IoT Based Smart Walking Stick for Real Time Health Monitoring).

In-SWALST merupakan inovasi tongkat pintar multifungsi untuk mendeteksi kesehatan dan proteksi bagi lanjut usia (lansia) dan penyandang tunanetra. 

Inovasi itu dikembangkan Kristian Bima Aryayudha (Elektronika dan Instrumentasi), Kenniskiu Fortino Kurniawan (Ilmu Komputer), Abdul Adzim Iftikar Mardiansjah (Teknik Mesin), Johana Gracia (Kedokteran), Yovanti Trifa Mivea (Elektronika dan Instrumentasi), Elmara Nugra Ristia (Kehutanan), dan Fatma Tiara Mahfudiani (Kehutanan). 

Tongkat pintar ini memiliki sensor untuk memberikan keamanan lebih bagi para lanjut usia (lansia) dan tunanetra.

Kristian Bima Aryayudha menjelaskan pengembangan tongkat pintar. Menurut dia, ide bermula dari keinginan tim untuk menciptakan suatu alat sederhana multifungsi yang menguntungkan penggunanya, yaitu lansia dan tunanetra. 

In-SWALST dikembangkan dengan sejumlah fitur npenting, diantaranya sensor pendeteksi kesehatan berupa saturasi oksigen, detak jantung dan suhu tubuh.

Sensor ini terhubung ke website In-SWALST secara real time.

“Melalui tongkat ini, monitoring kesehatan dapat dilakukan dengan sangat mudah dan praktis,” ujar Arya seperti dilansir laman ugm.ac.id, Jumat (16/09/22).

Tongkat In-SWALST memiliki banyak fungsi proteksi untuk memberikan keamanan lebih bagi para lansia dan tunanetra. Tongkat ini akan bergetar saat terdapat objek di depan pengguna yang berjarak sekitar 75 cm. 

Fitur itu dapat menurunkan risiko jatuh pada para lansia dan tunanetra karena menabrak objek.


“Untuk menekan risiko jatuh pada lansia dan tunanetra kami mengintegrasikan sensor posisi sehingga saat tongkat maupun pengguna terjatuh maka alarm pada tongkat akan berbunyi sehingga orang sekitar bisa datang memberikan bantuan,” jelasnya.

Abdul Adzim menambahkan tongkat pintar juga dilengkapi dengan sensor yang bisa mendeteksi genangan air. Ini untuk mengurangi risiko terpeleset penggunanya. 
Sensor ini bekerja dengan menghasilkan getaran yang bisa langsung dirasakan para lansia dan tunanetra saat berada di genangan air.

In-SWALST juga dilengkapi fitur GPS yang berguna untuk mencari lokasi terakhir dari tongkat bisa diakses melalui website milik In- SWALST. 

Selain itu, lampu LED yang tersedia pada tongkat akan otomatis menyala saat pengguna berada pada kondisi kurang cahaya atau gelap.

In-SWALST merupakan terobosan baru yang dikembangkan sebagai bentuk kepedulian bagi lansia dan tunanetra. Diharapkan In-SWALST dapat menjadi salah satu alat kesehatan yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan para lansia dan tunanetra.

“Ke depannya, kami juga berharap tongkat In-SWALST bisa terintegrasi dengan pihak rumah sakit dalam hal monitoring kesehatan pasien lansia dan tunanetra. Kami juga berharap dengan terealisasikannya PKM-KC ini, In-SWALST dapat berguna dan memudahkan para lansia dan tunanetra dalam menjalani kehidupan sehari-hari,” harap Arya.***

Foto:  Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan In-SWALST (IoT Based Smart Walking Stick for Real Time Health Monitoring).(ugm.ac.id/Firsto)

Berita Terkait:

Sekolah Lansia Bangun Pribadi Sehat dan Tetap Produktif

Dorong Kualitas Hidup Lebih Produktif di Usia Senja, Sekolah Lansia Diluncurkan di Jepara

Video Lansia terbaru:

 

 

Artikel Lainnya
Artikel
02 November 2025 10:00 WIB
Artikel
01 November 2025 10:00 WIB
Artikel
30 Oktober 2025 08:00 WIB
Tags
tongkat lansia
inovasi mahasiswa
lansia
lansia sehat
lansia bahagia
lansia online
merawat lansia
berita lansia
geriatri