Geriatri.id--Salah satu hal yang menjadi masalah pada lansia adalah jatuh. Jatuh sendiri adalah kejadian yang tidak diharapkan oleh siapa pun, terutama lansia.
Menurut peneltian, 1 dari 3 penduduk lansia pernah mengalami jatuh.
Dalam webinar bertema Risiko Jatuh Pada Lansia yang diselenggarakan oleh RS. Kariadi, Semarang, dr. Lanny Indrastuti SPKFR-K memberikan paparan soal jatuh pada lansia.
Dahulu jatuh pada lansia dianggap bukan masalah kesehatan yang serius.
Padahal akibat jatuh sangat merugikan, kehilangan fungsi fisik, kemandirian dan perawataan kesehatan yang mahal.
Akibat jatuh pada lansia akan menyebabkan takut untuk jatuh kembali.
Karena dengan jatuh, aktivitas akan berkurang dan akibatnya penurunan dari kekuatan otot dan keseimbangan.
Kejadian jatuh akan meningkat lagi dan jatuh lagi.
Faktor risiko jatuh ini dipengaruhi oleh individual dan lingkungan. Di mana faktor individual yang mempengaruhi jatuh adalah perubahan usia, kekuatan dan keseimbangan, penyakit dan perubahan lainnya.
Sementara untuk faktor lingkungan, bisa berupa pengaruh obat-obatan, alat bantu dan lingkungan rumah yang bisa menyebabkan jatuh.
Sementara dr. Yudo Murti SpPD K-Ger, dalam kesempatan itu menambahkan adanya penurunan status kemandirian akibat dari jatuh.
Salah satunya, lansia akan merasa takut dan cemas untuk berdiri, padahal sudah dibantu. Akibatnya lama kelamaan jatuh akan menyebabkan kehilangan kemandirian.
Berita Lansia:
LANSIA ONLINE, Kelas Kesehatan dari Rumah
Bila Lansia Sakit, Begini Cara Tepat Merawatnya
3 Kunci Sukses Agar Lansia Sehat, Apa Saja?
Menjadi Lansia Sehat dan Bahagia Tanpa Kerentaan
Penyebab jatuh pada lansia dapat dicegah dan diobati. Sehingga bisa dilakukan kajian medis dan tata laksana jatuh, supaya tidak jatuh lagi di masa mendatang. Karena, kalau sampai lansia terjatuh lagi makan akan memberikan komplikasi.
Misal jika lansia menderita Osteoporosis, cara pengobatannya bisa dilakukan dengan jemur pagi hari.
Pemberian Vitamin D dan suplemen kalsium yang bisa didapat dari susu dan makanan. Selain itu minum obat-obatan yang bisa mencegah kerusakan atau kerapuhan tulang.
Lalu ada juga gangguan penglihatan pada lansia seperti katarak dan glaucoma yang bisa dioperasi. Atau degenerasi makuler fungsi atau syaraf penglihatan di belakang mata, ada spot yang hilang pada penglihatan. Sehingga lansia sering tidak mengetahui kedalaman permukaan dan akhirnya jatuh.
Dianjurkan untuk memberikan warna ubin yang berbeda untuk mereka yang rumahnya ada tangga.
Lansia tidak dianjurkan untuk memakai kacamata bivocal, di mana lensa jarak jauh dan membaca dijadikan satu.
Hal ini menyebabkan risiko jatuh karena akan melihat gambar atau lingkungan jadi berbayang atau tidak jelas.
Selain itu ada juga risiko jatuh akibat kelainan atau gangguan jantung. Di mana detak jantung yang kurang stabil bisa membuat lansia mudah jatuh.
Karena pasokan darah tidak sampai atau tidak mencukupi untuk sampai ke daerah otak, terjadi pingsan yang memudahkan pasien itu jatuh. Pemasangan pacemaker atau alat pacu jantung untuk menstabilkan detak jantung yang kurang baik.
Yang perlu dilakukan lansia untuk mencegah risiko jatuh adalah dengan latihan keseimbangan dan cara berjalan. Latihan gaya berjalan, koordinasi dan pembebanan untuk meningkatkan kekuatan.
Latihan peregangan seperti Tai Chi, Yoga atau program sejenis untuk meningkatkan ketahanan.
Juga diperhatikan penggunaan obat-obatan, karena beberapa obat dihubungkan dengan peningkatan risiko jatuh.
Beberapa diantaranya, Opiod/narkotik untuk analgetik atau penghilang rasa sakit, obat anti cemas, obat anti epilesi dan obat tidur.
Disarankan tidak berhenti mengonsumsi obat tanpa konsultasi ke dokter supaya tidak terjadi kesalahan penggunaan obat-obatan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah saran modifikasi rumah tinggal.
Disarankan untuk menggunakan penerangan yang baik dan terang.
Kamar tidur lansia baiknya dilengkapi dengan tombol lampu yang mudah digapai oleh lansia. Sehingga lansia tidak bangun dalam keadaan kegelapan.
Lalu dengan menghilangkan ujung-ujung atau pinggiran karpet yang menekuk. Salah satu caranya dengan diplester atau diisolasi supaya tidak menyandung lansia ketika berjalan.
Merapikan barang-barang yang berserakan, paling sering mainan anak-anak yang tidak dirapikan kembali.
DIsarankan pula untuk menggunakan toilet duduk dan ada pegangannya.
Perlu adanya karpet anti slip di kamar mandi. Juga pegangan atau handreel pada lantai yang berundak untuk pegangan lansia.*** (Dewi Retno untuk Geriatri.id | Foto Pixabay)
Video Lansia: