Kembali
×
Kenali Gangguan Pencernaan Pada Lansia
02 Mei 2021 19:56 WIB

Geriatri.id - Proses menua atau menjadi lansia bisa menyebabkan berbagai macam perubahan seperti komposisi tubuh dari ujung rambut sampai kaki.

Perubahan ini bisa memengaruhi status kesehatan usia lanjut, jika mengalami penurunan maka kualiatas hidup ikut turun.

Contoh salah satunya adalah kontipasi, gangguan pencernaan yang membuat orang sulit  buang air besar.

Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI) kembali mengadakan webinar dengan tema terkini seputar Lansia dan Covid-19. Acara ini merupakan sumbangsih “Pergemi untuk Negeri” berkolaborasi dengan www.geriatri.id.

Webinar kali ini mengangkat tema Cegah Masalah Pencernaan pada Lansia: Manfaat Nutrisi Tinggi Serat dan Protein. Hadir sebagai pembicara adalah dr. Novira Widjayanti SpPD., K-Ger.

Keluhan umum yang biasanya terjadi pada orang yang menderita konstipasi adalah tidak bisa BAB setiap hari.

Padahal konstipasi sendiri baru dinyatakan gangguan, jika seseorang BAB kurang dari 3x dalam seminggu.

Keluhan lainnya adalah kalau BAB harus mengedan, bentuk feses atau kotoran kecil-kecil dan keras. Atau bisa juga BAB tidak tuntas dan harus mengurut perut jika ingin BAB.

Konstipasi ini berbeda pada setiap tingkatan umur, pada orang dewasa tingkat kejadiannya 10%.

Sementara pada lansia, terutama mereka yang sedang dirawat di rumah sakit 20-30%. Sulitnya BAB ini bisa disebabkan oleh 2 hal yaitu pola motilitas pada usus halus dan besar dan fungsi kolon anorectal. 


Selain itu ada juga pengaruh dari otot usus, gerakan parasimpatik, pengaruh hormonal dan sphincter anal.

Jika orang yang memiliki banyak anak, otot dasar panggul menjadi lemah dan kemampuan konstraksi turun, Akibatnya feses atau kotoran menetap di daerah kolon lebih lama dan menjadi konstipasi.

Terdapat dua puncak aktivitas BAB, yaitu pada saat bangun tidur atau sesudah sarapan dan dibantu air minum.

Aktivitas lebih kecil terjadi saat makan siang. Di usus besar sisa makana akan habis 1-3 hari, sehingga jika tiak ada aktivitas makan akan terjadi konstipasi. 

Penyebab konstipasi sendiri selain karena faktor usia, bisa juga disebabkan konstraksi pada usus besar lambat.

Tidak banyak bergerak atau melakukan aktifitas fisik juga memengaruhi konstipasi. Ada juga efek samping dari obat-obatan yang menyebabkan konstipasi seperti obat antidepresan, antasida, pereda nyeri dan penggunaan deuretik.

Bagaimana cara mengatasi konstipasi salah satunya adalah dengan memperbaiki gaya hidup. Yaitu dengan memperbanyak asupan serat, karena serat sangat membantu dalam proses pencernaan makanan.

Memperbanyak asupan cukup air putih, karena membantu feses lunak jadi mudah dikeluarkan. Rajin berolahraga bisa meningkatkan aktifitas otot usus dan diafragma. 


Seperti sudah kita ketahui sayur dan buah bukan sekedar bagus untuk serat tapi juga anti oksidan banyak. Anti oksidan ini dibutuhkan dalam proses metabolisme melepaskan radikal bebas. Sayur dan buah juga kaya akan protein nabati yang diperlukan meningkatkan imunitas. 

Banyak minum juga membuat BAB lancar, sedikitnya 6 gelas per hari. Mereka yang minum kurang dari 3 gelas konstipasi sering terjadi 27%. individu yg minum 3-5 gelas per hari mengalami konstipasi sebanyak 15%. Sementara individu yang minum cairan 6 gelas per hari konsitpasi turun menjadi 11%

Cara lain mengatasi konstipasi adalah jangan menunda keinginan BAB. Segera pergi ke kamar mandi, begitu perut mulai terasa mules dan biarkan semua selesai tanpa diburu-buru waktu. Bangun tidur diyakini sebagai waktu terbaik untuk BAB. 

Orang yang menderita konstipasi ini jika sudah lebih dari 3 hari harus dilakukan tindakan. Periksa ke dokter untuk mencari tahu penyebabnya.

Dokter nantinya akan memerika lebih teliti apakah perlu bantuan obat pencahar atau tidak.

Kondisi konstipasi ini tidak boleh terus-terusan karena bisa mengakibatkan wasir, luka anal fisure, rectal prolac turun ke bawah, fecal tidak nyaman hingga tidak bisa buang air kecil.***  (Dewi Retno untuk Geriatri.id)

 

Artikel Lainnya
Artikel
12 September 2025 10:00 WIB
Artikel
11 September 2025 10:00 WIB
Artikel
10 September 2025 10:00 WIB
Artikel
09 September 2025 10:00 WIB
Tags
Lansia
Geriatri
Konstipasi
Gangguan Pencernaan
Pergemi
Pergemi Untuk Negeri
Novira Widjayanti
dr Novira Widjayanti