Geriatri.id - Bagi Oma Opa lansia yang menjalankan ibadah puasa ramadan ini, asupan gizi seimbang harus tetap diperhatikan. Bagaimana mengatur porsi makan sahur, buka, serta menjaga kebutuhan cairan tubuh?
dr. Feni Nugraha MARS M.Gizi SpGK (Dokter Spesialis Gizi Klinik) mengatakan pada prinsipnya, oma opa lansia dapat membuat menu jadwal makan teratur dan sesuai keinginan.
Oma opa dapat mengubah tekstur makanan menjadi lebih lembut sesuai dengan kemampuan mengunyah dan menelan pada lansia.
“Selama puasa ini perlu juga memberikan suasana yang menyenangkan saat makan bersama keluarga. Harus tetap aktif berolahraga, dapat menjaga kebugaran, mencegah kelamahan otot, imunitas,” kata dr Feni dalam webinar bertajuk Tips Memenuhi Kebutuhan Agar Lansia Tetap Sehat Ketika Berpuasa, Sabtu (1/5/2021).
dr Feni menambahkan selama berpuasa, lansia perlu memperhatikan gizi selama sahur dan berbuka.
Porsi makan sahur selama puasa diperkirakan sekitar 40 persen.
Pastikan menu sahur mendapatkan kalori yang cukup dan harus mengandung gizi yang tepat dan seimbang.
Karbohidrat kompleks, protein hewani, sayur dan buah-buahan harus tetap ada.
Pada saat berbuka porsinya 50 persen, diisi dengan takjil, gula alami, namun tidak bolah konsumsi gorengan. Menu berbuka juga harus mengandung karbohidrat kompleks, protein, sayur dan buah-buahan.
Lalu setelah tarawih, makan hanya 10 persen, jadi cukup makanan kecil yang rendah kalori.
Selama puasa, pastikan kebutuhan cairan pada lansia jangan kurang, 6-8 gelas air perhari. Dimana bisa dibagi menjadi 2 gelas saat sahur dan 2 gelas saat berbuka atau usai mengkonsumsi takjil. Atau bisa juga 4 gelas yang dibagi menjadi 1 gelas untuk membatalkan, 1 gelas, setelah mengkonsumi takjil, 2 gelas setelah habis makan dan 1 gelas setelah tarawih.
Pemenuhan gizi optimal selama berpuasa, mutlak diberikan pada lansia agar imun tubuh terjaga. Caranya, dengan memperhatikan jumlah dan jenis makanan yang dikonsums. Pastikan makanan memenuhi kebutuhan seimbang, karbohidrat, lemak vitamin dan mineral.
Memilih jenis makanan yang sehat seperti karbohidrat kompleks yang mengandung serat tinggi. Karena serat yang tinggi bisa membantu menurunkan penyerapan kolesterol dan memperlambat penyerapan gula.
Memilih lemak yang sehat atau lemak tidak jenuh yang bisa meningkatkan kadar kolesterol baik. Lemak tidak jenuh ini bisa didapat dari minyak zaitun, minyak canolla dan alpukat.
Selain itu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral yang bisa didapatkan dari sayuran dan buah-buahan.
Kalau bisa untuk memenuhi kebutuhan hariannya diberikan sayuran 3-4 porsi per hari dan buah-buahan 2-3 porsi per hari.
Bisa juga mengikuti pola piringku dalam 1 kali makan. Dimana piring dibagi menjadi 2 bagian, setengah disisi dengan makanan pokok 1/3 bagian, 1/6 diisi dengan lauk pauk yang berisi hewan, ikan, tahu tempe.
Setengah bagian lainnya diisi buah-buahan dan sayur-sayuran. (Dewi Retno untuk Geriatri.id)