Kembali
×
Bantu Calon Haji Lansia Jadi Ibadah
25 Juli 2019 15:59 WIB

geriatri.id -  Kementerian Agama mencatat mayoritas jemaah haji tahun 1440H/2019 termasuk kelompok lanjut usia (lansia). Ada 231 ribu jemaah haji lansia atau 63 persen dari total jemaah haji di Indonesia tahun ini.

Jemaah haji lansia memerlukan perhatian dan pendampingan khusus karena kondisi fisiknya. Calon haji diingatkan untuk tidak segan membantu anggota jamaah yang telah berusia lanjut dalam rombongannya.

“Lansia dengan gejala demensia sering membutuhkan bantuan untuk beraktivitas sehari-hari di pondokan, serta butuh pendampingan saat bepergian dan beribadah di Tanah Suci,” kata Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Dr Herlina Pohan SpKJ di Kota Mekkah dilansir Antara.

Ia pun menyarankan kepada calon haji yang berada dalam satu rombongan dengan lansia untuk tak segan membantu karena membantu lansia juga merupakan ibadah tersendiri.

“Perlakukan lansia seperti orang tua kita sendiri sehingga lansia menjadi nyaman dan sehat jiwanya,” katanya.

Menurut dia, untuk mencapai kemabruran ibadah haji harus didukung dengan kesehatan yang prima. Oleh karena itu ia menyarankan kepada pendamping atau calon haji yang dalam rombongannya terdapat lansia untuk selalu memperhatikan asupan air bagi para calon haji yang berusia lanjut.

“Atasi dehidrasi kemudian cegah mereka dari kelelahan dan bantu mereka untuk selalu bisa beristirahat,” katanya.

Perempuan yang akrab disapa dengan Dokter Po itu mengimbau agar pendamping jemaah calon haji lansia untuk selalu membantu lansia beradaptasi dengan lingkungan baru dan cenderung ekstrim.

“Jangan lupa selalu mengingatkan untuk menggunakan alat pelindung diri seperti payung, masker, alat penyemprot, dan krim agar kulit tidak kering,” katanya.

Banyak jemaah haji lansia (lanjut usia) atau di atas 60 tahun yang tidak optimal ibadahnya karena ringkihnya kondisi fisik. Usia 60 tahun ke atas tergolong beresiko tinggi (risti), terutama karena faktor kelelahan dan penyakit. Saat berhaji, banyak ritual ibadah yang harus dilakukan dengan berjalan kaki.

Dokter Mahesa Paranadipa, Wakil Koordinator Tim Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (P3JH) Kementerian Agama RI, mengatakan setiap prosesi haji  membutuhkan kemampuan fisik.

“Permasalahan utama bagi jamaah usia lanjut adalah kemampuan fisik yang tidak sama dengan jemaah yang usianya lebih muda. Belum lagi ditambah permasalahan kesehatan yang sudah diderita ketika masih di tanah air,” kata Mahesa  dalam siaran persnya dikutip geriatri.id, Rabu (24/7/2019).

Mahesa menyarankan jemaah usia lanjut dan yang memiliki keterbatasan fisik untuk mengutamakan ibadah wajib pada prosesi haji. Ibadah sunah lainnya dapat dilakukan jika proses wajib telah dijalankan.

Dia mengatakan seluruh petugas haji Indonesia yang ditempatkan di daerah-daerah rawan jemaah mengalami kelelahan dan masalah umum lainnya selalu siap siaga  melayani, membina, dan melindungi jamaah haji asal Indonesia. Tim P3JH yang dibentuk Kementerian Agama dengan berlatar belakang kompetensi kesehatan juga siap memberikan layanan umum lainnya bahkan seperti menggendong jemaah. (ymr)

Foto: Kemenag

Artikel Lainnya
Artikel
28 Oktober 2025 10:00 WIB
Artikel
27 Oktober 2025 12:00 WIB
Artikel
29 Oktober 2025 08:00 WIB
Tags
lansia
geriatri
jemaah haji
ibadah haji
lansia haji
haji lansia