Geriatri.id--Studi terbaru menemukan, kelompok lanjut usia (lansia) penyintas Covid-19 lebih mungkin mengalami reinfeksi daripada penyintas yang berusia di bawah 65 tahun.
Hasil studi yang diterbitkan di jurnal medis the Lancet itu berdasarkan penelitian di Denmark. Hasil keseluruhan menunjukkan, infeksi Covid-19 memberikan perlindungan sebesar 80 persen dari risiko reinfeksi. Namun, tingkat perlindungan menurun pada lansia di atas 65 tahun menjadi 47 persen.
“Riset kami menguatkan apa yang telah ditunjukkan oleh studi-studi lain: infeksi COVID-19 berulang jarang terjadi pada orang yang lebih muda dan sehat, tetapi orang yang lebih tua memiliki risiko besar untuk terinfeksi kembali,” kata Steen Ethelberg dari Statens Serum Institut Denmark.
Peneliti mengikutsertakan lebih dari 9.000 pasien Covid-19 usia muda dan lebih dari 1.900 pasien Covid-19 kelompok lansia yang terinfeksi pada periode Maret-Mei 2020.
Sebanyak 55 atau sekitar 0,6 persen dari kelompok usia muda mengalami reinfeksi pada gelombang kedua. Sementara 17 atau sekitar 0,88 persen dari kelompok lansia mengalami reinfeksi.
“Karena orang yang lebih tua juga lebih memungkinkan mengalami gejala penyakit parah, dan sayangnya meninggal, temuan kami memperjelas seberapa penting untuk menerapkan kebijakan perlindungan terhadap kaum lansia selama pandemi.”
Para penulis riset menemukan tidak ada bukti bahwa perlindungan terhadap infeksi berulang menurun selama enam bulan masa tindak lanjut. Namun menurut mereka, riset lebih mendalam diperlukan untuk mengukur perlindungan terhadap infeksi berulang varian COVID-19.
Data yang dianalisis itu dihimpun melalui strategi pengujian nasional Denmark, yang selama 2020 ada kurang dari 69 persen populasi atau empat juta orang yang diuji. (ymr)