Geriatri.id--Berkebun selain menyehatkan ternyata juga memiliki efek yang baik dalam meningkatkan hormon serotonin lho Oma Opa! Tidak heran, para petani lansia di pedesaan bukan hanya bugar saja, tetapi juga sering terlihat lebih berseri-seri. Para lansia yang berkebun di sana merupakan contoh dari lansia bahagia. Nah, jika Oma dan Opa merasa agak suntuk karena terlalu banyak diam di rumah saat pandemik, berkebun adalah aktivitas yang patut dicoba!
Berkebun di tengah pandemik Covid-19 adalah pilihan yang baik untuk mengisi waktu luang dan berdampak dalam meningkatkan kualitas hidup. Opa dan oma mungkin ada yang ingin mencoba namun belum terlalu familiar dengan berkebun.
Pada Sabtu (27 Februari) pekan lalu, Geriatri melalui program andalannya Lansia Online (LOL) mengadakan kembali webinar mengenai berkebun. dengan pembicara, Muhammad Syaiful Rohman atau Gus Iful pemilik Panuli farm.
2 Jenis Media Tanam
Seperti pondasi bangunan yang penting, media tanam adalah hal pertama yang harus disiapkan saat akan mulai berkebun. Pemilihan media tanam yang tepat akan mempermudah Oma dan Opa merawat tanaman.
Media untuk menanam terbagi berdasarkan bentuk dan bahan bakunya. Bentuk media tanam bisa berupa media padat seperti granul atau hidropon, dan media cair. Adapun untuk bahan bakunya, terdapat 2 macam yaitu bahan organik dan anorganik. Kedua bahan baku inilah yang penting untuk dicatat karena berpengaruh terhadap perkembangan tanaman.
Media Organik
Kelebihan media organik di antaranya:
Berkemampuan menyimpan air dan nutrisi tinggi
Baik bagi perkembangan mikroorganisme bermanfaat (mikroriza dll)
Aerasi optimal (porus)
Mampu menyangga pH tinggi
Sangat cocok bagi perkembangan perakaran
Digunakan pada tipe irigasi drip
Kekurangan media organik:
Kelembaban media cukup tinggi sehingga rentan terhadap serangan jamur, bakteri, maupun virus yang menyebabkan penyakit tanaman
Sterilitas media sulit dijamin
Karena bisa diproduksi secara terus-menerus, media ini sifatnya tidak permanen dan hanya dapat digunakan beberapa kali sebab harus diganti secara rutin
Contoh media organic adalah arang sekam, serbuk, gergaji, sabut kelapa, akar pakis, vermikulit, gambut, dan lain sebagainya yang bisa oma dan opa coba buat sendiri di rumah.
Media Anorganik
Kelebihan media anorganik:
Permanen, dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama
Aerasi Optimal (porus)
Cepat mengatuskan air, media tidak terlalu lembab
Sterilitasnya lebih terjamin
Jarang digunakan sebagai inang bagi jamur, bakteri, dan virus
Kekurangan media anorganik:
Media yang kurang baik untuk perkembangan organisme bermanfaat bagi tanaman seperti mikoriza
Harganya cukup mahal
Media lebih berat karena biasanya berupa bebatuan
Terlalu cepat mengatuskan air, nutrisi yang diberikan sering terlindi
Karena terbuat dari batuan yang sifatnya keras, media anorganik kurang baik bagi perkembangan sistem perakaran
Contoh media anorganik: Perlit, rockwool, clay granular, sand, gravel, batu apung, batu bata, batu karang, dan lainnya yang cukup mudah ditemukan di perkotaan.
Dilihat dari perbandingan kedua media di atas, untuk Oma dan Opa yang tinggal di perkotaan, media anorganik mungkin lebih mudah untuk diakses di berbagai toko atau tempat budidaya tanaman terlepas dari harganya yang cukup mahal.
Namun, media organik yang bisa dibuat sendiri di rumah memungkinkan tanaman mendapat lebih banyak ruang untuk berkembang. “Sebaiknya Bapak Ibu, Oma Opa, sebisa mungkin tetap menggunakan media tanam yang organik yang bisa kita perbarui setiap saat dan bahan-bahannya melimpah di sekitar kita,” Gus Iful menambahkan dalam sesi webinar Geriatri 27 Februari 2021 yang berjudul “Sehat dan Bugar dengan Berkebun”. (Vania Nurmalita untuk Geriatri.id)