Geriatri.id--Laporan terbaru menyatakan bahwa obesitas merupakan faktor pendorong terbesar kematian karena COVID-19. Laporan bertajuk COVID-19 and Obesity: The 2021 Atlas itu dirilis World Obesity Federation.
Para peneliti menemukan bahwa pada akhir tahun 2020, tingkat kematian COVID-19 global lebih dari 10 kali lebih tinggi di negara-negara di mana lebih dari setengah orang dewasa kelebihan berat badan, dibandingkan dengan negara-negara di mana kurang dari setengahnya kelebihan berat badan. (Selengkapnya: COVID-19 and Obesity: The 2021 Atlas)
Tim tersebut memeriksa data kematian dari Universitas Johns Hopkins (JHU) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan menemukan bahwa dari 2,5 juta kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan pada akhir Februari, 2,2 juta terjadi di negara-negara di mana lebih dari setengah populasinya kelebihan berat badan.
Dalam analisis data dan studi dari lebih dari 160 negara, termasuk Indonesia. Para peneliti menemukan bahwa tingkat kematian Covid-19 meningkat seiring dengan prevalensi obesitas di negara-negara tersebut. Mereka mencatat bahwa hubungan tersebut tetap ada bahkan setelah disesuaikan dengan usia dan kekayaan nasional.
Laporan tersebut menemukan bahwa setiap negara di mana kurang dari 40% populasinya kelebihan berat badan memiliki tingkat kematian Covid-19 yang rendah, tidak lebih dari 10 orang per 100.000. Tetapi di negara-negara di mana lebih dari 50% populasinya kelebihan berat badan, tingkat kematian Covid-19 jauh lebih tinggi - lebih dari 100 per 100.000.
Amerika Serikat (AS) dan Inggris jadi contoh negara dengan masalah obesitas yang melaporkan banyak kematian COVID-19. Inggris disebut studi memiliki 184 kematian COVID-19 per 100 ribu penduduk dan 63,7 persen populasinya obesitas, sementara AS memiliki 152,49 kematian COVID-19 per 100 ribu penduduk dan 67,9 persen populasinya obesitas.
Para peneliti mengatakan bahwa kelebihan berat badan juga dapat memperburuk masalah kesehatan lain dan infeksi virus, seperti H1N1, flu, dan Sindrom Pernafasan Timur Tengah.
Forum Obesitas Dunia menyarankan untuk memprioritaskan mereka yang hidup dengan obesitas untuk pengujian dan vaksinasi Covid-19. "Populasi yang kelebihan berat badan adalah populasi yang tidak sehat, dan pandemi menunggu untuk terjadi," tulis kelompok itu.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Laporan World Obesity Federation mencatat bahwa orang dewasa yang mengalami obesitas (indeks massa tubuh lebih dari 25 kilogram/m2) sekitar 28 persen pada 2016. Tetapi, jangan anggap remeh angka obesitas. (Baca juga: Jangan Anggap Remeh Perut Buncit)
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengatakan bahwa kasus obesitas di Tanah Air kian mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari Kemenkes, 1 dari 3 orang dewasa Indonesia mengalami obesitas, dan 1 dari 5 anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. (ymr)
*Foto Pixabay