Geriatri.id--Sebuah petisi di laman change.org meminta agar pemerintah segera memberikan vaksin Covid-19 untuk kelompok lanjut usia (lansia). Petisi itu ditujukan untuk Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Petisi digalang Dr. Pandu Riono, MPH, PhD, Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat dari Universitas Indonesia. Petisi juga didukung Prof. Thalca Hamid, drg., MHPED,. Sp. Ort (K), PhD dan Prof. Dr. dr. Daldiyono, Sp.PD(K)
"Pak Jokowi, Pak Menkes, Vaksin Lansia Segera!" demikian tulis Pandu Rioni di laman change.org. Sampai Jumat (29/1/2021) sore, petisi ini sudah ditandatangani 793 orang. (Klik di sini untuk masuk laman petisi).
Dalam penjelasannya, Pandu beralasan pemberian vaksin Covid-19 untuk lansia perlu dilakukan segera lantaran pemberian vaksin pada April mendatang dinilai terlalu lama.
"Salah seorang teman saya adalah dokter yang berusia di atas 60 tahun. Artinya, jika mengikuti timeline dari pemerintah, ia harus menunggu sampai April supaya bisa mendapatkan kloter vaksin Covid-19," tulisnya.
Padahal, lanjutnya, sebagai tenaga kesehatan, ia tetap harus bekerja setiap harinya, membantu mereka yang terpapar Covid-19.
Vaksinasi COVID-19 di Indonesia telah dimulai pada Rabu (13/1/2021) menggunakan vaksin produksi Sinovac. Presiden Joko Widodo telah mendapatkan dosis vaksin yang kedua.
Vaksin Sinovac baru dujicobakan di Indonesia terhadap orang berusia 18-59 tahun. Uji klinis Sinovac terhadap lansia sebenarnya sedang dilakukan di Turki dan Brasil.
(Baca juga: Lansia Renta dan Vaksin Covid-19, Berkaca dari Kasus di Norwegia)
Pandu menjelaskan kelompok lansia di atas 59 tahun merupakan mereka yang paling rentan tertular dan meninggal karena Covid-19. Data membuktikan bahwa angka kebutuhan akan perawatan di rumah sakit sampai angka kematian pada lansia di atas 60 tahun jauh lebih tinggi dibanding kelompok usia lain.
Data di Indonesia pun menunjukkan, angka fatalitas pada lansia adalah yang tertinggi. Hal ini termasuk juga untuk para nakes. "Kebanyakan tenaga kesehatan yang meninggal adalah mereka yang berusia di atas 59 tahun," ujarnya.
Menurutnya, beberapa negara telah menjadikan kelompok usia lansia sebagai prioritas vaksinasi, selain para tenaga kesehatan. Misalnya di Jerman, atau juga di Turki, ketika Presiden Erdogan yang berusia di atas 59 tahun juga disuntik vaksin Sinovac.
"Di Israel, sudah terbukti, loh. Karena lansianya sudah divaksin, angka lansia yang kritis karena Covid-19 berkurang dari 30% jadi 7% saja. Terbukti, kan, betapa pentingnya vaksin buat lansia?" jelasnya.
Oleh sebab itu, pihaknya menuntut agar Pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan lansia usia 60 tahun ke atas, baik tenaga kesehatan maupun non tenaga kesehatan, ke dalam kelompok prioritas vaksin sesegera mungkin.
"Vaksin dapat membantu mencegah komplikasi kasus Covid-19. Sehingga, jika lansia yang lebih rentan telah divaksin, beban rumah sakit dan sistem kesehatan, serta angka kematian pun bisa ditekan," ujarnya. (ymr)
*Foto pixabay