Kembali
×
Cek Jenis Penyakit Sebelum Divaksin COVID-19
14 Januari 2021 05:27 WIB

Geriatri.id--Pemerintah mulai melaksanakan vaksinasi COVID-19 di Indonesia pada Rabu 13 Januari 2021. Pemberian vaksin COVID-19 harus mempertimbangkan berbagai hal, seperti usia dan penyakit penyerta.

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) telah mengeluarkan rekomendasi  tentang pemberian vaksinasi COVID-19 (Sinovac/Inactivated) pada pasien dengan penyakit penyerta/komorbid pada 18 Desember 2020 lalu.

“Rekomendasi disusun spesifik untuk Sinovac, sehingga dapat berubah sesuai dengan perkembangan laporan data uji klinis Sinovac tersebut,” demikian tertulis dalam surat rekomendasi yang ditandatangani Ketua Umum Papdi Dr. dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP.

Penerima vaksin Covid-19 adalah dewasa sehat usia 18-59 tahun. Peserta menerima penjelasan dan menandatangani Surat Persetujuan setelah Penjelasan. Peserta juga harus menyetujui mengikuti aturan dan jadwal imunisasi.

Vaksin Covid-19 tidak diberikan apabila:

1. Pernah terkonfirmasi dan terdiagnosis COVID-19. 

2. Mengalami penyakit ringan, sedang atau berat, terutama penyakit infeksi dan/atau demam (suhu ≥37,5°C, diukur menggunakan infrared thermometer/thermal gun). 

3. Peserta wanita yang hamil, menyusui atau berencana hamil selama periode imunisasi (berdasarkan wawancara dan hasil tes urin kehamilan). 4. Memiliki riwayat alergi berat terhadap vaksin atau komposisi dalam vaksin dan reaksi alergi terhadap vaksin yang parah seperti kemerahan, sesak napas dan bengkak. 

5. Riwayat penyakit pembekuan darah yang tidak terkontrol atau kelainan darah yang menjadi kontraindikasi injeksi intramuskular. 

6. Adanya kelainan atau penyakit kronis (penyakit gangguan jantung yang berat, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, diabetes, penyakit ginjal dan hati, tumor, dll) yang menurut petugas medis bias mengganggu imunisasi  sesuai keadaan kelayakan kondisi khusus. 

7. Subjek yang memiliki riwayat penyakit gangguan sistem imun seperti respon imun rendah (atau subjek yang pada 4 minggu terakhir sudah menerima terapi yang dapat menganggu respon imun (misalnya immunoglobulin intravena, produk yang berasal dari darah, atau terapi obat kortikosteroid jangka panjang (> 2 minggu)). 

8. Memiliki riwayat penyakit epilepsi/ayan atau penyakit gangguan saraf (penurunan fungsi sistem saraf) lainnya. 

9. Mendapat imunisasi apapun dalam waktu 1 bulan kebelakang atau akan menerima vaksin lain dalam waktu 1 bulan kedepan. 

10. Berencana pindah dari wilayah domisili sebelum jadwal imunisasi selesai.

Secara lebih detail, berikut jenis penyakit yang bisa dan tidak bisa mendapat vaksin Covid-19. (ymr)

PENYAKIT 

KELAYAKAN VAKSINASI COVID-19 

CATATAN

Reaksi anafilaksis (bukan akibat vaksinasi Covid)

Layak

Jika tidak terdapat bukti reaksi anafilaksis terhadap vaksin Covid ataupun komponen yang ada dalam vaksin Covid sebelumnya, maka individu tersebut dapat divaksinasi Covid. Vaksinasi dilakukan dengan pengamatan ketat dan persiapan penanggulangan reaksi alergi berat. Sebaiknya dilakukan di layanan kesehatan yang mempunyai fasilitas lengkap

Alergi obat

Layak

Pasien dengan alergi obat dapat diberikan vaksinasi Covid. Namun harus diperhatikan pada pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap antibiotik neomicin, polimiksin, streptomisin, dan gentamisin perlu menjadi perhatian terutama pada vaksin yang mengandung komponen antibiotik tersebut 

Alergi makanan

Layak

Alergi makanan tidak menjadi kontraindikasi dilakukan vaksinasi Covid

Asma bronkial*

Layak

Asma bronkial yang terkontrol dapat diberikan vaksinasi Covid. Jika pasien dalam keadaan asma akut disarankan untuk menunda vaksinasi sampai asma pasien terkontrol baik

Rhnitis alergi

Layak

Rinitis tidak menjadi kontraindikasi untuk dilakukan vaksinasi Covid

Urtikaria

Layak

Jika tidak terdapat bukti timbulnya urtikaria akibat vaksinasi Covid, maka vaksin layak diberikan. Jika terdapat bukti urtikaria, maka menjadi keputusan dokter klinis untuk pemberian vaksinasi Covid. Pemberian antihistamin dianjurkan sebelum dilakukan vaksinasi

Dermatitis atopi

Layak

Dermatitis atopi tidak menjadi kontraindikasi untuk dilakukan vaksinasi

Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Layak

PPOK yang terkontrol dapat diberikan vaksinasi Covid. Pasien dalam kondisi PPOK eksaserbasi akut disarankan menunda vaksinasi sampai kondisi eksaserbasi teratasi

Tuberkulosis

Layak

Pasien TBC dalam pengobatan layak mendapat vaksin Covid minimal setelah dua minggu mendapat Obat Anti Tuberkulosis

Kanker Paru 

Layak

Pasien kanker paru dalam kemoterapi/terapi target layak mendapat vaksinasi

Interstitial lung disease

Layak

Pasien ILD layak mendapatkan vaksinasi Covid jika dalam kondisi baik dan tidak dalam kondisi akut 

Penyakit hati

Layak

• Vaksinasi kehilangan keefektifannya sejalan dengan progresifisitas penyakit hati. Oleh karena itu, penilaian kebutuhan vaksinasi pada pasien dengan penyakit hati kronis sebaiknya dinilai sejak awal, saat vaksinasi paling efektif/respons vaksinasi optimal. 

• Jika memungkinkan, vaksinasi diberikan sebelum transplantasi hati. 

• Inactivated vaccine lebih dipilih pada pasien sirosis hati

Diabetes Melitus 

Layak

Penderita DM tipe 2 terkontrol dan HbA1C di bawah 58 mmol/mol atau 7,5% dapat diberikan vaksin 

Obesitas

Layak

Pasien dengan obesitas tanpa komorbid yang berat

Nodul tiroid

Layak

Jika tidak terdapat keganasan tiroid 

Pendonor darah

Layak

Pada Permenkes RI, donor darah sebaiknya bebas vaksinasi selama setidaknya 4 minggu (untuk semua jenis vaksin). Jika vaksin Sinovac diberikan dengan jeda 2 minggu antar dosis, maka setelah 6 minggu baru bisa donor kembali.

Penyakit Gangguan Psikosomatis

Layak

Sangat direkomendasikan dilakukan komunikasi, pemberian informasi dan edukasi yang cukup lugas pada penerima vaksin.  Dilakukan identifikasi pada pasien dengan masalah gangguan psikosomatik, khususnya ganggguan ansietas dan depresi perlu dilakukan KIE yang cukup dan tatalaksana medis.  Orang yang sedang mengalami stress (ansietas/depresi) berat, dianjurkan diperbaiki kondisi klinisnya sebelum menerima vaksinasi  Perhatian khusus terhadap terjadinya Immunization Stress-Related Response (ISRR) yang dapat terjadi sebelum, saat dan sesudah imunisasi pada orang yang berisiko : 1. Usia 10-19 tahun 2. Riwayat terjadi sinkop vaso-vagal 3. Pengalaman negative sebelumnya terhadap pemberian suntikan. 4. Terdapat ansietas sebelumnya.

 

HIV

Layak (dengan catatan)

Vaksinasi yang mengandung kuman yang mati/komponen tertentu dari kuman dapat diberikan walaupun CD4<200. Perlu dijelaskan kepada pasien bahwa kekebalan yang timbul dapat tidak maksimal, sehingga dianjurkan untuk diulang saat CD4>200

Penyakit Autoimun Sistemik (SLE, Sjogren, vaskulitis, dan autoimun lainnya)

Belum layak

Pasien autoimun tidak dianjurkan untuk diberikan vaksinasi Covid sampai hasil penelitian yang lebih jelas telah dipublikasi

Sindroma Hiper IgE

Belum layak

Pasien Hiper IgE tidak dianjurkan untuk diberikan vaksinasi Covid sampai hasil penelitian yang lebih jelas telah dipublikasi

Pasien dengan infeksi akut 

TIDAK LAYAK

Pasien dengan kondisi penyakit infeksi akut yang ditandai dengan demam menjadi kontraindikasi vaksinasi

PGK non dialisis

Belum layak

Saa tini, pemberian vaksin belum direkomendasikan pada pasien PGK non dialisis, PGK dialisis, resipien transplantasi dan sindroma nefrotik yang menerima imunosupresan/ kortikosteroid. Hal ini disebabkan karena belum ada uji klinis mengenai efikasi dan keamanan vaksin tersebut terhadap populasi ini.

PGK dialisis (hemodialisis dan dialysis peritoneal)

Belum layak

Transplantasi Ginjal 

Belum layak

Sindroma nefrotik dengan imunosupresan/ kortikosteroid

Belum layak

Hipertensi*

Belum layak

Beberapa uji klinis dari beberapa vaksin Covid telah menginklusi pasien dengan hipertensi. Namun, populasi ini belum direkomendasikan mendapat vaksin Covid karena belum ada rekomendasi dari tim uji klinis vaksin yang dilakukan di Indonesia  menunggu hasil uji klinis di Bandung

Gagal jantung

Belum layak

Belum ada data mengenai keamanan vaksin Covid pada kondisi tersebut

Penyakit jantung koroner

Belum layak

Belum ada data mengenai keamanan vaksin Covid pada kondisi tersebut

Reumatik Autoimun (autoimun sistemik) 

Belum layak

Sampai saat ini belum ada data untuk penggunaan vaksin Covid pada pasien reumatik-autoimun.  Berdasarkan data vaksin-vaksin yang sebelumnya, untuk jenis vaksin selain live attenuated vaccine, tidak ada kontraindikasi pemberian pada pasien reumatikautoimun.  Pemberian vaksin Covid untuk pasien reumatikautoimun harus mempertimbangan risk and benefit kasus per kasus secara individual, dan membutuhkan informed decision dari pasien.  Pada pasien reumatik-nonautoimun, rekomendasi vaksinasi sesuai dengan populasi umum.  Rekomendasi ini bersifat sementara, dan dapat berubah jika didapatkan bukti baru tentang keamanan dan efektifitas vaksin.

Penyakit-penyakit gastrointestinal

Belum layak

Penyakit-penyakit gastrointestinal yang menggunakan obat-obat imunosupresan, pada dasarnya tidak masalah diberikan vaksinasi Covid. Namun, respon imun yang terjadi tidak seperti yang diharapkan.  Pendataan dan skrining pasien dengan komorbid penyakit autoimun termasuk yang merupakan penyakit autoimun di bidang gastrointestinal, seperti penyakit IBD (Kolitis Ulseratif dan Crohn's Disease), Celiac Disease, dalam skrining terdapat pertanyaan terkait gejala gastrointestinal seperti diare kronik (perubahan pola BAB), BAB darah, penurunan berat badan yang signifikan yang tidak dikehendaki.

Hipertiroid/hipotiroid karena autoimun

Belum layak

Pasien autoimun tidak dianjurkan diberikan vaksinasi Covid sampai ada hasil penelitian yang lebih jelas dan telah dipublikasi 

Penyakit dengan kanker, kelainan hematologi seperti gangguan koagulasi, pasien imunokompromais, pasien dalam terapi aktif kanker, pemakai obat imunosupresan, dan penerima produk darah

Belum layak

Studi klinis Sinovac mengeksklusi pasien dengan keterangan penyakit kolom sebelumnya. Dengan tidak adanya data pada kelompok tersebut, maka belum dapat dibuat rekomendasi terkait pemberian vaksin Sinovac pada kelompok ini 

Pasien hematologionkologi yang mendapatkan terapi aktif jangka panjang, seperti leukemia granulositik kronis, leukemia limfositik kronis, myeloma multipel, anemia hemolitik autoimun, ITP, dll

Belum layak

Studi klinis Sinovac mengeksklusi pasien dengan keterangan penyakit kolom sebelumnya. Dengan tidak adanya data pada kelompok tersebut, maka belum dapat dibuat rekomendasi terkait pemberian vaksin Sinovac pada kelompok ini

 

 

 

 

 

Artikel Lainnya
Artikel
28 Oktober 2025 10:00 WIB
Artikel
27 Oktober 2025 12:00 WIB
Artikel
29 Oktober 2025 08:00 WIB
Tags
vaksin
vaksin covid19
vaksinasi
papdi
dr sally
geriatri
lansia
lansia sehat
lansia bahagia
merawat lansia
berita lansia
lansia online