Kembali
×
Gangguan Kecemasan pada Lansia
27 Desember 2020 06:25 WIB

Geriatri.id - Di masa pandemi Covid-19 ini, lansia yang kerap disebut kelompok rentan kemungkinan akan menghadapi kecemasan. Sejauh mana kecemasan lansia itu bisa dianggap normal dan bukan sebagai gangguan?

Dr dr I Dewa Putu Pramantara, SpPD, K-Ger, FINASIM dari Klinik Geriatri RSUP Dr Sardjito Yogyakarta mengatakan kecemasan itu bisa jadi normal pada kehidupan.

Misalnya cemas terhadap sesuatu, masa depan keluarga, diri sendiri dan sebagainya. “Ketika cemas tersolusikan, kecemasan akan hilang.

Dan itulah normal. Kecemasan kadang bisa membuat seseorang lebih maju,” kata dokter Dewa dalam webinar bertajuk Kecemasan pada Lansia beberapa waktu lalu.

Kecemasan pada lansia bisa berubah menjadi gangguan karena berbagai faktor seperti pandemi covid-19 sekarang.

Kecemasan pada lansia ketika pandemi ini, misalnya,, sama sekali tidak mau ke luar rumah dan kontak fisik. 

“Di masa pandemi ini, penyebab kecemasan belum hilang jadi belum tentu disebut kecemasan berlebihan meski sudah lebih dari 6 bulan,” kata Dewa.

Berita Lansia:

LANSIA ONLINE, Kelas Kesehatan dari Rumah

Bila Lansia Sakit, Begini Cara Tepat Merawatnya

3 Kunci Sukses Agar Lansia Sehat, Apa Saja?

Menjadi Lansia Sehat dan Bahagia Tanpa Kerentaan

Kecemasan adalah salah satu dari spektrum gangguan emosi yang meliputi gabungan antara kognitif, emosi (perasaan), dan disfungsi fisik.

Spektrum gangguan emosi itu mencakup gangguan emosi umum, gangguan emosi khusus (fobia, obsesif kompulsif, panik, post traumatik), gangguan tidur, gagal pulih, depresi, gangguan bipolar.


Kecemasan yang berlebihan disertai ketegangan motorik dan sikap kehati-hatian yang sangat berlebihdan dan berlangsung lebih dari 6 bulan. 

Gejalanya: ketegangan motorik, hiperaktivitas otonom, dan kehatian-hatian berlebihan.

Kecemasan lansia bisa berupa kecemasan primer. Kecemasan ini terjadi seiring dengan bertambahnya usia.

Ada juga kecemasan onset baru atau sekunder yang biasanya berkaitan dengan kondisi kesehatan.

Misalnya penyakit yang tidak sembuh-sembuh, kualitas hidup yang terus menurun, dan manifestasi efek samping obat tertentu.

Dalam beberapa kasus, ada lansia yang tidak menyadari atau tak mengakui adanya gangguan kecemasan.

Dari pengalamanan dokter Dewa, lansia sulit untuk mengatakan bahwa dirinya sedang mengalami kecemasan.

“Jadi tidak mudah menghadapi gangguan kecemasan lansia,” kata Dewa. 

Kecemasan bisa berpengaruh terhadap perawatan medik seperti somatisasi, hipokondri, penurunan status fungsional, serangan akut, gejala hipertensi, gejala kulkus lambung, dan iritabel usus.

Kecemasan juga dapat menimbulkan komplikasi lain seperti alkoholisme, insomnia, depresi, dan percobaan bunuh diri.


 Dr. dr. Probosuseno, Sp. PD K-Ger, FINASIM menambahkan beberapa riset menyebutkan pendekatan spiritual sangat bagus untuk menghindari kecemasan seperti doa, dzikir, seni, gerak badan, silaturahmi, dan menyibukkan diri.

Probosuseno mengatakan solusi mengatasi kecemasan dapat dengan cara latihan pasrah diri.

Berikut cara latihan Pasrah diri

  1. Niatkan latihan pasrah diri

  2. Berdoa menurut agama dan kepercayaan

  3. Menarik nafas secara perlahan dan dalam melalui hidung. Mata dan mulut tertutup. Tujuannya untuk menghimpun energi. Berzikir dalam hati.

  4. Menahan nafas dalam perut minimal 10 detik. Tujuannya, energi yang terkumpul disalurkan ke seluruh organ tubuh.  

  5. Mengeluarkan nafas lewat mulut dengan pelan. Bayangkan semua racun dalam tubuh, kesedihan, dan penyakit ikut keluar bersama nafas.

  6. Istirahat dan lakukan secara berulang.*** (ymr)

*Foto Pixabay

Video Lansia:

 

Artikel Lainnya
Artikel
28 Oktober 2025 10:00 WIB
Artikel
27 Oktober 2025 12:00 WIB
Artikel
29 Oktober 2025 08:00 WIB
Tags
kecemasan
covid19
geriatri
berita lansia
lansia sehat
lansia bahagia
dr dewa
dr probosuseno
lansia
lansia online
merawat lansia