Geriatri.id--Orang lanjut usia (lansia), lagi-lagi diduga menjadi kelompok paling rentan dengan adanya varian baru virus Corona (SARS-CoV-2). Kemungkinan rentannya kelompok lansia kalau terpapar virus varian baru itu diungkapkan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro.
Virus corona varian baru asal Inggris diketahui lebih cepat menyebar dibandingkan varian yang ada saat ini. "Mutasi virus Covid-19 ini paling banyak rentan pada orang tua (lansia)," kata Bambang dalam video virtual, Kamis (24/12/2020).
Setidaknya ada delapan negara telah melaporkan adanya temuan varian baru virus corona yang muncul di negaranya, yaitu Irlandia Utara, Isreal, Singapura, Denmark, Belanda, Australia, Italia, Gibraltar, dan diduga juga muncul di Perancis, dan Afrika Selatan.
Singapura mengonfirmasi bahwa mutasi virus corona seperti virus dengan jenis yang sama yang menyebar di Inggris. Dikutip dari Times of India, National Health Service (NHS) pun menyoroti gejala Covid-19 yang kerap dialami pasien saat terinfeksi virus corona jenis baru ini.
Gejala umum varian baru, sama seperti Covid-19 yaitu demam, batuk kering, dan hilangnya indra penciuman dan perasa. Virus Covis-19 baru juga memunculkan 7 gejala yaitu kelelahan, kehilangan selera makan, sakit kepala, diare, kebingungan, nyeri otot, dan ruam kulit.
"Jika Anda mengalami gejala apa pun terkait Covid-19, jangan ambil risiko. Anda dan keluarga harus segera melakukan isolasi dan idealnya sesegera mungkin untuk melakukan tes," ucap peneliti dari King's College.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) negara-negara di Eropa meningkatkan upaya melawan varian baru virus corona SARS-CoV-2. "Di seluruh Eropa, di mana penularannya intens dan meluas, negara-negara perlu menggandakan pendekatan pengendalian dan pencegahan mereka," ujar juru bicara WHO, 20 Desember 2020. (ymr)
*Foto Pixabay