Geriatri.id - Salah satu bentuk intervansi perilaku dalam mengatasi gangguan berkemih, bisa dilakukan beberapa jenis latihan seperti bladder training, habis training, prompted voiding dan latihan otot dasar panggul.
Untuk itu motvasi dan kerjasama antara pasien dan caregiver sangat diperlukan
"Selain itu latihan juga harus disesuaikan dengan disesuaikan dengan tipe gangguan berkemih yang dialami," kata dr. Dina Aprillia Ariestine, Sp.PD-KGer.
Untuk bladder training misalnya, dilakukan pada jenis gangguan berkemih tipe urgensi atau stress.
Latihan dilakukan dengan menjadwalkan frekuensi berkemih 3-4 jam sekali atau 6-7 kali per hari.
"Dengan latihan ini diharapkan pasien dapat menahan sensasi untuk berkemih. Prinsipnya berkemih dalam interval waktu tertentu," tegasnya.
Untuk gangguan berkemih tipe fungsional, dapat dilakukan habit training.
Training dilakukan dengan melakukan penjadwalan berkemih.
"Diupayakan agar jadwal berkemih sesuai dengan pola berkemih pasien sendiri, dan perlu caregiver untuk mendampingi pasien," urai dr. Dina.
Kemudian, dapat pula dilakukan latihan kegel untuk mengatasi masalah beser. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam melakukan latihan kegel:
"Otot dasar panggul adalah otot yang anda gunakan untuk menghentikan aliran kencing," kata dr. Dina.
Berikutnya latihan yang bisa dilakukan adalah prompted voiding. Latihan ini dilakukan bagi pasien dengan gangguan kognitif.
"Caraya adalah dengan mengajari pasien mengenali kondisi atau status berkemih dan memberitahu caregiver bila ingin berkemih," jelas dr. Dina.***(mag)
*) Materi "Kenali Gangguan Berkemih dan Kiat Mengatasinya" ini, dibawakan oleh dr. Dina Aprillia Ariestine, Sp.PD-KGer, pada sesi webinar awam di acara Temu Ilmiah Geriatri (TIG) 2020, Sabtu, 26 September 2020.