Geriatri.id - Pada masa pandemi Covid-19 ini, nutrisi merupakan hal penting yang harus diperhatikan para lansia yang merupakan kelompok rentan. Seperti diketahui, nutrisi yang sehat dan seimbang merupakan salah satu dari tujuh langkah mencegah virus.
Sayangnya, pada lansia, banyak permasalahan yang bisa menyebabkan lansia mengalami malnutrisi. Dan masalah itu terjadi seiring dengan proses penuaan. "Proses menua, usia lanjut ditandai dengan penurunan berbagai fungsi organ dan perubahan fisiologis tubuh," kata dr. Dina Aprilia Ariestine M. Ked (PD), Sp. PD K. Ger, dalam acara 'Obrolan Lansia Online' yang dilaksanakan oleh Geriatri.id dan didukung oleh Pergemi, Rabu (20/5).
Seiring proses penuaan, juga terjadi penurunan massa otot, peningkatan massa lemak dan penurunan massa tulang. "Hal ini akan berakibat pada terjadinya sakropenia, keadaan kehilangan massa otot, kekuatan, serta fungsi otot yang bisa mengakibatkan penurunan mobilisasi lansia dan meningkatkan risiko jatuh," jelas dr. Dina.
Pada lansia penurunan kekebalan tubuh seiring terjadinya penurunan fungsi tubuh inilah yang membuat mereka rentan terinfeksi virus. Sayangnya, tak mudah bagi lansia untuk bisa mendapatkan asupan nutrisi yang sehat dan seimbang.
Pasalnya, penurunan fungsi organ tubuh pada lansia, justru kerap menjadi penyebab lansia mengalami masalah dengan nutrisi.
Misalnya, lansia yang mengalami penurunan fungsi pada pencernaan yang bisa mengakibatkan sulitnya mencerna nutrisi.
"Pada lansia terjadi perubahan fungsi saluran cerna, mulai dari lambung, sampai saluran usus, dan mengakibatkan penurunan pada fungsi penyerapan nutrisi, hal ini juga bisa mengakibatkan konstipasi, ssah buang air besar," ujarnya.
Lansia juga bisa mengalami masalah nutrisi akibat terjadinya masalah pada gigi dan rongga mulut.
"Akibatnya, lansia bisa mengalami gangguan mengunyah makanan dan juga menelan," ujar dr.Dina.
Riset membuktikan, pada lansia berusia 65 tahun, jumlah gigi yang baik hanya mencapai 60%.
Penggunaan gigi palsu juga tidak memecahkan masalah karena banyak lansia justru tidak betah menggunakannya.
"Jadi kurang efisien," tambah dr. Dina.
Lansia juga kerap mengalami fungsi sensorik seperti fungsi penghidu atau penciuman, pengecapan, sehingga sulit menjaga selera makan karena tidak sensitif mencium bau makanan dan mengecap rasa makanan.
"Ini juga bisa mengakibatkan asupan makanan menjadi semakin turun," jelasnya.
Semua hal tadi bisa mengakibatkan status nutrisi pada lansia menurun.
Selain akibat penuruanan fungsi organ, ada juga hal-hal lain yang bisa menjadi penyebab malnutrisi pada lansia.
Pertama, masalah obat-obatan, gangguan bisa terjadi akibat efek samping obat.
Kedua, masalah emosi atau depres, sehingga lansia tidak mau makan.
Ketiga, pada lansia yang mengalami stroke juga bisa mengalami gangguan menelan.
Keempat, masalah pada mulut seperti infeksi, karies gigi, gigi tanggal, dan sebagainya.
Kelima, demensia. Pasien demensia mengalami penurunan fungsi kognitif sehingga tidak mandiri dan bergantung pada orang lain atau perawatnya.
Lansia dengan demensia kerap kali tidak makan atau makan berlebih karena lupa apakah sudah makan atau lupa belum makan.
Keenam, penyakit tiroid, hipotiroid. Gangguan pencernaan, mual, muntah diare sehingga nutrisi terbuang dan masalah lainnya.
Pada masa pandemi Covid-19, kondisi harus tinggal di rumah atau menjalani isolasi juga menjadi faktor risiko.
"Bisa timbul perasaan terisolasi, sehingga tidak nafsu makan, karena misalnya biasanya makan bersama keluarga," jelas dr. Dina.
Masalah-masalah ini, kata dia, harus diperhatikan oleh keluarga atau pengasuh lansia karena dampak malnutrisi selain membuat lansia rentan terpapar Covid-19, juga rentan mengalami gangguan lainnya.
"Penurunan fungsi otot misalnya, bisa mengakibatkan risiko jatuh, risiko patah tulang, kemudian bisa juga mengalami anemia, dehidrasi, peningkatan lama rawat inap, risiko frailty (kerentaan), dan ketergantungan sehingga kualitas hidup lansia menurun," pungkasnya.***(mag)
foto: lansia makan (pxhere)