Kembali
×
Keparahan Covid-19 Terkait Kondisi Paru Paru Lansia?
17 Mei 2020 10:41 WIB

Geriatri.id - Virus SARS-CoV-2 penyebab pandemi Covid-19 menyerang baik orang muda maupun lansia. Namun, virus ini memiliki dampak lebih parah dan mematikan pada lansia.

Mengapa lansia menjadi lebih rentan terhadap Covid-19? Peneliti dari ETH Zurich mencoba menjawabnya dari serangkaian penelitian yang mereka lakukan.

Peneliti dari ETH Zurich Caroline Uhler dan G. V. Shivashankar mengatakan, tingkat keparahan Covid-19 pada lansia, erat kaitannya dengan kondisi paru-paru lansia.

"Seiring bertambahnya usia, jaringan paru-paru kita menjadi lebih kaku, dan ini adalah fenomena yang mungkin dieksploitasi oleh SARS-CoV-2," kata Caroline Uhler, seperti dikutip dari Science Business.

Para peneliti menjelaskan, seiring bertambahnya usia, struktur, sifat mekanik, dan fungsi sel-sel dalam tubuh kita berubah.

Dapat dibayangkan bahwa SARS-CoV-2 mengambil keuntungan dari kondisi ini dan mereproduksi lebih baik dalam sel orang yang lebih tua, yang pada gilirannya akan mengarah pada perkembangan penyakit yang lebih parah. 

"Menurut pendapat kami, ada baiknya memeriksa hipotesis ini lebih dekat. Karena jika kita dapat memastikan dengan tepat bagaimana virus berperilaku dalam sel-sel orang yang lebih tua, kita akan tahu sel mana yang berfungsi untuk menargetkan dengan obat. Informasi ini bisa sangat penting dalam mencari obat melawan Covid-19," jelas Caroline.

Terkait dengan kondisi paru-paru lansia, dia menjelaskan, ketika coronavirus baru menginfeksi manusia, ia pertama kali menyerang sel-sel mukosa saluran pernapasan.


Begitu virus masuk ke dalam sel, ia membajak proses selulernya untuk menghasilkan massa virus baru, yang akhirnya dikeluarkan sel--siap untuk menginfeksi sel berikutnya dalam tubuh atau orang lain melalui tetesan bersin atau batuk. 

Sementara coronavirus baru telah diamati menginvasi sel pada orang muda dan orang tua, hasilnya seringkali berbeda. Kenapa harus begitu?

Diketahui bahwa jaringan paru-paru dan saluran pernapasan menegang seiring bertambahnya usia.

Ini sebagian disebabkan oleh sel-sel jaringan ikat dalam organ-organ ini, yang menyimpan lebih banyak serat protein dalam jaringan seiring bertambahnya usia. 

Pengerasan pada gilirannya memiliki pengaruh pada sifat mekanik dan proses di dalam sel mukosa, dan bahkan pada kontrol genetik fungsi sel mereka.

"Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah menunjukkan hubungan antara mekanisme dan fungsi sel," ujar Caroline.

"Karena coronavirus bergantung pada fungsi sel inang mereka untuk berkembang biak, dan fungsi-fungsi ini pada gilirannya bergantung pada sifat mekanik sel, kami menduga bahwa mekanisme dan fungsi sel pada orang yang lebih tua dapat mendukung penggandaan virus. Biopsi atau percobaan kultur sel sekarang dapat digunakan untuk menentukan apakah memang demikian," tambahnya.

Caroline menjelaskan, salah satu fokus penelitian adalah untuk menghentikan masuknya virus ke dalam sel.

Para ilmuwan saat ini mencari untuk mengembangkan inhibitor untuk mencegah virus menginfeksi sel dengan cara ini. 

"Mengingat hipotesis kami, dan bahwa masuknya coronavirus ke dalam sel adalah serupa bahkan pada mereka yang memiliki gejala ringan, pencarian obat juga harus mencakup inhibitor yang bersinggungan dengan replikasi coronavirus dan sifat mekanik sel," jelasnya.

"Kami berencana untuk mengembangkan model in vitro dan metodologi pembelajaran mesin yang akan cocok untuk menguji efektivitas molekul kecil, baik obat yang disetujui yang dapat digunakan kembali maupun yang baru dikembangkan," kata Caroline. 

Sangat penting bahwa penelitian tentang SARS-CoV-2 berfokus tidak hanya pada virus itu sendiri, tetapi juga pada bagaimana virus berperilaku dalam sel-sel orang muda dan tua.

"Dan kita harus melihat tidak hanya pada perbedaan genom antara sel-sel ini, tetapi juga pada perbedaan mekanisnya," pungkasnya. (mag)

Ilustrasi virus corona (pixabay)

Artikel Lainnya
Artikel
02 November 2025 10:00 WIB
Tags
lansia
merawat lansia
lansia sehat
geriatri
paru paru lansia
covid 19
lansia bahagia
berita lansia
lansia online