geriatri.id - Ketua Umum Himpunan Psikologi Indonesia Dr. Seger Handoyo mengatakan pandemi Covid-19 adalah persoalan kesehatan yang luar biasa. "Karena kita tidak tahu kapan akan berakhir," ujarnya dalam Webinar Menjaga Kesehatan Mental Selama Wabah Corona yang diselenggarakan Bettermind dan Kesehatan Mental Indonesia, hari Kamis (2/4). Karena itu, dia mengajak tenaga kesehatan mental sebagai garda depan untuk membantu menjaga ketahanan kesehatan mental bangsa dengan berbagai cara.
"Kita harus menjadi garda depan untuk membantu menjaga ketahanan kesehatan mental bangsa kita dengan berbagai cara yang kita bisa lakukan. Buat edukasi psikologi untuk Covid-19, buat website bantuan psikologi untuk Covid-19 di website Himpsi dalam rangka menjaga kesehatan mental bangsa ini yang jumlahnya lebih besar daripada yang mengalami sakit," paparnya.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental bangsa. Pertama, memposting hal yang positif, menyenangkan dan membuat harapan tidak banyak mencari berita-berita yang membuat makin cemas.
"Bagaimana kita membuat imbauan agak lebih keras kepada media massa, kami sudah menghimbau Komisi Penyiaran Indonesia agar media massa lebih banyak memberikan berita yang positif dan memberikan harapan tidak malah menakut-nakuti," ujarnya.
"Kita harus membatasi diri untuk mencari informasi. Kita tidak perlu mencari tahu semua pesawat yang ada di atas kita akan terbang kemana, itukan sesuatu yang tidak penting. Ada banyak pesawat mau kemanakan nggak penting," katanya memberikan permisalan.
Kedua, memberikan social support. Social support bisa diberikan dari keluarga, dari teman, dari komunitas dan lainnya. "Ini harus kita bangun di masyarakat kita. Kita termasuk nomor satu di dunia untuk gotong-royong, harus didorong terus sampai ke level paling bawah, tidak mendiskriminasi orang yang tertular," tegasnya.
Terkait keharusan orang yang tertular Covid-19 harus menyampaikan atau mengumumkan penyakitnya, menurut Seger Handoyo, isu yang penting bukan yang bersangkutan menyampaikan tertularnya. "Yang penting adalah yang bersangkutan harus mengisolasi diri dan mengkarantina diri terlebih dahulu. Setelah itu izin ke atasannya menyampaikan bahwa dia sakit, lalu atasannya menyampaikan ke teman-temannya yang lain," ujarnya.
"Jangan sampai orang yang tertular, mengalami situasi yang tidak baik, juga dituntut untuk menyampaikan sakitnya. Tidak semua orang memiliki kekuatan psikologis untuk menyampaikan sakitnya. Social support ini penting. Harapan kami, bencana ini akan segera berakhir," pungkasnya. (mag)
foto: ilustrasi kesehatan mental (aetf)