Kembali
×
Jambu Biji Berpotensi Cegah COVID-19
14 Maret 2020 08:44 WIB

Geriatri.id -- Jambu biji mengandung senyawa kandidat potensial yang dapat digunakan untuk menciptakan obat untuk menghambat dan mencegah virus Corona jenis baru atau SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, demikian hasil penelitian Universitas Indonesia (UI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

"Komponen pada jambu biji ini cukup lengkap sebagai bahan alam yang bisa mencegah virus yang menginfeksi manusia," kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB dilansir Antara.

Berdasarkan hasil skrining aktivitas terhadap ratusan protein dan ribuan senyawa herbal terkait dengan mekanisme kerja virus, diperoleh beberapa golongan senyawa yang berpotensi untuk menghambat dan mencegah virus SARS-CoV-2 untuk menginfeksi manusia.

Golongan senyawa tersebut antara lain hesperidin, rhamnetin, kaempferol, kuersetin dan myricetin yang terkandung dalam jambu biji dengan daging buah merah muda, kulit jeruk, dan daun kelor.

Hasil penelitian itu juga didukung sejumlah kajian terdahulu yang menunjukkan jambu biji (Psidium guajava) dengan daging buah warna merah muda memiliki kandungan senyawa yakni myricetin, kuersetin, luteolin, kaempferol dan hesperidin.

Myricetin berfungsi sebagai penghambat atau inhibitor helicase SARS coronavirus (Yu et al, 2012). Kuersetin sebagai penghambat atau inhibitor non-competitive 3CLPro dan PLpro (Lin et al, 2005; Nguyen et al, 2012). Luteolin sebagai inhibitor protein furin yang diduga sebagai salah satu enzim yang memecah protein S (spike) virus Corona seperti pada MERS (Peng, et al, 2017; Kleine, et al, 2018).

Kaempferol berfungsi sebagai inhibitor non-competitive 3CLPro dan Plpro (Park, et al, 2017). Hesperidin yang menghambat ikatan domain pengikat reseptor (receptor-binding domain/RBD) dari protein Spike SARS-COV-2 dengan reseptor ACE2 (enzim pengubah angiotensin atau angiotensin-converting enzyme/ACE) pada manusia sehingga diprediksi berpotensi dalam menghambat masuknya virus SARS-COV-2 (Wu, et al, 2020).

Penemuan senyawa kandidat potensial di jambu biji, kulit jeruk, dan daun kelor itu dilakukan oleh gabungan peneliti multi disiplin dari UI dan IPB yang mencakup Departemen Kimia Kedokteran Fakultas Kedokteran UI, Klaster Bioinformatics Core Facilities di Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) Fakultas Kedokteran UI, Klaster Drug Development Research Center di IMERI Fakultas Kedokteran UI, Laboratorium Komputasi Biomedik dan Rancangan Obat Fakultas Farmasi UI, Rumah Sakit UI, Pusat Studi Biofarmaka Tropika IPB dan Departemen ilmu Komputer IPB.

Penelitian untuk menemukan kandidat antivirus corona itu masih sebatas komputasi belum di tingkat seluler, hewan dan manusia, karena mereka belum melakukan pengujian langsung ke sampel virus SARS-CoV-2 karena tidak memiliki akses ke virus itu. Sementara, sampel virus berada di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (BalitbangkesBalitbangkes) Kementerian Kesehatan RI.

Dosen di Departemen Kimia Kedokteran Fakultas Kedokteran UI Rafika Indah Paramita, M.Farm., Apt mengatakan penelitian yang dilakukan tim gabungan itu masih bersifat preliminary atau studi awal yang masih perlu penelitian lebih lanjut. Hasil penelitian itu bisa dimanfaatkan publik.

"Hasil yang kami lakukan saat ini masih berupa prediksi. Tapi prediksi yang kami kerjakan ada dasarnya, ada proses penelitian secara ilmiah berbasis komputer," tuturnya.

Hasil penelitian itu merekomendasikan bahwa senyawa-senyawa kandidat potensial itu bisa dijadikan alternatif untuk usaha pencegahan terinfeksi COVID-19.

Untuk itu, pihaknya berharap dapat mengakses virus SARS-CoV-2 dari Balitbangkes Kesehatan sehingga bisa melakukan penelitian lebih lanjut di tingkat sel untuk menguji pemanfaatan senyawa kandidat potensial itu dalam upaya pencegahan virus SARS-CoV-2 menginfeksi manusia.

Senyawa kandidat potensial itu dapat berperan untuk menghambat virus bereplikasi dan mencegah virus menempel pada reseptor ACE2 di manusia.

Rafika mengatakan senyawa-senyawa kandidat potensial yang berasal dari bahan alam itu tidak bisa diklaim sebagai obat atau untuk terapi pengobatan yang menyembuhkan pasien dari penyakit COVID-19.

Senyawa-senyawa itu merupakan kemungkinan untuk pencegahan virus SARS-CoV-2 menginfeksi manusia dengan menghambat replikasi atau pertumbuhan dan perkembangan virus serta masuknya virus ke sel di tubuh manusia. (ymr)

Foto ilustrasi Pixabay

- Panduan bagi Lansia di Tengah Wabah Corona
Virus Corona, Lansia Sebaiknya Hindari Keramaian
Waspada Wabah Virus Corona pada Lansia
Pemerintah Umumkan Protokol Kesehatan Antisipasi Virus Corona Covid-19
Studi Terbaru: Lansia Paling Berisiko Terkena Virus Corona Covid-19

Artikel Lainnya
Artikel
13 September 2025 10:00 WIB
Artikel
12 September 2025 10:00 WIB
Artikel
11 September 2025 10:00 WIB
Artikel
10 September 2025 10:00 WIB
Tags
lansia
geriatri
virus corona
corona virus
covid-19
virus
coronavirus
herbal
jambu biji