Apabila lansia mengalami tanda-tanda berbahaya, seperti batuk terus-menerus saat makan, tersedak parah, atau bahkan demam dan batuk berdahak setelah makan, sebaiknya mencarikan bantuan medis yang dapat membantu menghilangkan atau mengurangi risiko yang lebih buruk.
Kalau lansia susah nelen—istilah medisnya disfagia—kita harus hati-hati dan terstruktur banget waktu nyiapin makanannya.
Tapi, sebelum itu, kenalan dulu yuk sama disfagia. Ini kondisi di mana seseorang susah nelen makanan atau minuman kayak biasanya. Disfagia sering banget dialami lansia, apalagi kalau mereka punya riwayat stroke, parkinson/alzheimer, demensia, atau kanker mulut dan tenggorokan.
Masalah di kerongkongan juga bisa bikin disfagia. Misalnya, ada tumor, jaringan parut, GERD, infeksi, atau peradangan. Atau, kondisi lansia yang makin melemah jadi kurang kuat ngunyah makanan.
Nah, ini dia beberapa gejala umum disfagia:
Sering keselek pas makan/minum
Batuk waktu nelan
Makanan kerasa nyangkut di tenggorokan atau dada
Berat badan turun karena males makan
Waktu makan jadi lebih lama dari biasanya
Kalau lansia ada disfagia, baiknya perhatiin hal-hal ini:
Duduk tegak 90 derajat selama dan 30 menit setelah makan
Jangan makan sambil tiduran
Pakai sendok kecil
Suapin sedikit-sedikit dan pelan-pelan
Pastikan udah selesai nelan sebelum suapan berikutnya
Bakal ngebantu banget juga kalau suasananya tenang dan nggak buru-buru. Hindari bercanda, banyak ngobrol, atau ketawa pas lagi ngunyah. Yang penting, lansia nggak ngantuk biar nggak terjadi hal-hal yang nggak diinginkan.
Contoh makanan yang aman buat penderita disfagia:
Bubur nasi saring
Puree kentang atau ubi
Sup krim ayam
Yogurt plain
Puding halus
Smoothie buah saring (tanpa serat kasar)
Kalau lansia ngalamin tanda-tanda bahaya, kayak batuk terus-menerus pas makan, keselek parah, atau bahkan demam dan batuk berdahak setelah makan, mendingan segera cari bantuan medis biar bisa ngurangin risiko yang lebih buruk.