Pemberdayaan Lansia sebagai Bonus Demografi adalah cara pandang yang menempatkan lansia bukan sebagai beban, tetapi sebagai aset berharga dalam masyarakat.
Biasanya, "bonus demografi" diartikan sebagai banyaknya penduduk usia produktif (remaja–dewasa). Namun, jika lansia diberdayakan, mereka juga bisa menjadi bagian dari bonus itu, bukan sekadar "beban ketergantungan".
Maksudnya, lansia memiliki pengalaman, kearifan, dan keterampilan yang bisa diwariskan. Dengan kesehatan dan aktivitas yang dijaga, mereka bisa tetap berkontribusi dalam keluarga, komunitas, bahkan ekonomi. Lansia bisa menjadi mentor generasi muda, penggerak kegiatan sosial, atau tetap berkarya sesuai kemampuan.
Contoh bentuk pemberdayaan lansia meliputi edukasi dan berbagi pengalaman, di mana lansia membimbing remaja dan menjadi guru kehidupan. Ada pula kegiatan ekonomi ringan seperti UMKM, kerajinan, atau pertanian kecil. Lansia juga dapat berperan sebagai relawan dan komunitas sosial, aktif di posyandu, kegiatan keagamaan, atau gotong royong. Selain itu, partisipasi budaya lansia dapat menjaga tradisi, bahasa daerah, dan nilai luhur.
Jadi, konsep ini ingin menegaskan bahwa lansia bukan beban, melainkan modal sosial dan manusiawi yang harus dirawat, diberdayakan, dan dihargai.