Perjuangan aktor senior Ray Sahetapy (68 tahun) yang baru berpulang adalah pelajaran penting. Faktor gaya hidup menjadi penentu agar oma opa bisa terhindari dari komplikasi diabetes atau penyakit gula. Gaya hidup agar gula darah tidak melebihi ambang pun akhirnya menjadi solusi agar usia hidup yang panjang tetap mandiri dan sehat.
Diabetes, terutama diabetes tipe 2, merupakan kondisi kesehatan yang sering dialami oleh lansia. Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi diabetes semakin meningkat. Komplikasi ini tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup lansia, tetapi juga dapat mengancam jiwa jika tidak dikelola dengan baik. Berikut adalah beberapa komplikasi diabetes yang perlu diwaspadai pada lansia:
Diabetes meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi. Pada lansia, kondisi ini dapat diperparah oleh penurunan fungsi organ dan penumpukan plak di pembuluh darah. Gejala seperti nyeri dada, sesak nafas, atau kelelahan ekstrem harus segera diperiksakan ke dokter
Kerusakan saraf akibat kadar gula darah yang tinggi sering terjadi pada lansia. Gejalanya meliputi kesemutan, mati rasa, atau nyeri pada tangan dan kaki. Neuropati juga dapat mempengaruhi sistem pencernaan, saluran kemih, dan fungsi seksual, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari
Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di retina, yang berpotensi menyebabkan kebutaan. Lansia dengan diabetes disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin untuk mendeteksi dini retinopati dan mencegah kerusakan permanen
Diabetes adalah salah satu penyebab utama gagal ginjal kronis. Pada lansia, fungsi ginjal yang sudah menurun akibat penuaan dapat semakin memburuk jika kadar gula darah tidak terkontrol. Gejala seperti pembengkakan di kaki, kelelahan, dan penurunan frekuensi buang air kecil harus diwaspadai
Kadar gula darah yang tinggi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat lansia lebih rentan terhadap infeksi. Luka kecil, terutama di kaki, dapat berkembang menjadi ulkus diabetes yang sulit sembuh dan beresiko diamputasi jika tidak ditangani dengan tepat
Lansia dengan diabetes yang menggunakan insulin atau obat penurun gula darah berisiko mengalami hipoglikemia. Gejalanya meliputi pusing, lemas, kebingungan, hingga pingsan. Hipoglikemia dapat berbahaya karena meningkatkan risiko jatuh dan cedera.
Penelitian menunjukkan bahwa diabetes dapat meningkatkan risiko demensia dan penurunan fungsi kognitif pada lansia. Kadar gula darah yang tidak stabil dapat mempengaruhi kesehatan otak, menyebabkan masalah memori, sulit berkonsentrasi, dan penurunan kemampuan berpikir
Kontrol Gula Darah
Pantau kadar gula darah secara rutin dan ikuti anjuran dokter
Pola Makan Sehat
Konsumsi makanan rendah gula, tinggi serat, dan rendah lemak jenuh
Olahraga Teratur
Aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki atau yoga dapat membantu mengontrol gula darah
Rutin Periksa Kesehatan
Lakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi dini komplikasi
Edukasi dan Dukungan Keluarga
Dukungan dari keluarga sangat penting dalam membantu lansia mengelola diabetes
Dengan pemahaman yang baik tentang risiko komplikasi diabetes pada lansia, langkah pencegahan dan penanganan yang tepat dapat dilakukan. Selalu konsultasikan dengan tenaga medis untuk perawatan yang optimal dan menjaga kualitas hidup lansia
Sumber:
https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC1124430/
https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/diabetes--penyakit-ginjal/diabetes-melitus-tipe-2
https://www.uchicagomedicine.org/forefront/health-and-wellness-articles/diabetes-older-adults