Geriatri.id - Mungkin selama ini Anda mengira bahwa menyikat gigi hanya sekadar menjaga senyum tetap cerah dan napas segar. Namun, tahukah Anda, rutinitas sederhana ini juga bisa berdampak besar pada kesehatan otak?
Sebuah studi terbaru dari University of Exeter mengungkap bahwa menjaga kebersihan mulut tidak hanya melindungi dari gigi berlubang dan penyakit gusi, tetapi juga dapat berkaitan dengan kesehatan kognitif dan risiko terkena demensia.
Ketika Kesehatan Mulut Berhubungan dengan Fungsi Otak
Dikutip dari Study Finds, penelitian ini melibatkan 120 lansia yang terbagi dalam dua kelompok.
Baca Juga: Catat! Ini Daftar 144 Penyakit yang Dijamin BPJS Kesehatan
Kelompok pertama adalah mereka yang mengalami gangguan kognitif ringan (Mild Cognitive Impairment/MCI). Sedangkan kelompok kedua adalah mereka yang masih sehat.
Para ilmuwan menganalisis bakteri di dalam mulut para peserta dan menemukan pola menarik.
Beberapa bakteri, seperti Neisseria dan Haemophilus, dikaitkan dengan performa yang lebih baik dalam tes daya ingat dan berpikir.
Sebaliknya, bakteri Prevotella justru dikaitkan dengan skor yang lebih rendah.
Penelitian ini juga menemukan bahwa orang dengan gen APOE4—gen yang diketahui meningkatkan risiko Alzheimer—cenderung memiliki kadar Prevotella intermedia lebih tinggi di dalam mulutnya.
Ini menunjukkan, faktor genetik juga berperan dalam komposisi bakteri oral yang mungkin berkontribusi terhadap kesehatan kognitif.
Dampak Bakteri Mulut terhadap Otak
Bakteri dalam mulut ternyata tidak hanya berdampak pada gusi dan gigi, tetapi juga berhubungan dengan proses biokimia dalam tubuh.
Beberapa bakteri berperan dalam mengolah nitrat dari makanan seperti bit dan sayuran hijau, yang mendukung sirkulasi darah dan fungsi otak.
Studi yang dipublikasikan di PNAS Nexus ini menemukan bahwa orang dengan kadar Neisseria dan Haemophilus lebih tinggi memiliki mikroba yang terkait dengan jalur biokimia nitrat.
Meskipun efek pastinya masih perlu diteliti lebih lanjut, hal ini memperkuat gagasan bahwa kesehatan mulut dan kesehatan otak saling berkaitan.
Selain itu, penelitian ini juga menemukan, peserta dengan gangguan kognitif ringan memiliki kadar Porphyromonas gingivalis lebih tinggi, yaitu bakteri yang menyebabkan penyakit gusi.
Hal ini semakin menambah bukti bahwa kesehatan mulut yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan otak.
Lindungi Otak dengan Kebiasaan Sehat
Meskipun penelitian ini belum membuktikan hubungan sebab-akibat langsung antara bakteri mulut dan fungsi kognitif, hasilnya memberikan wawasan penting tentang bagaimana kebersihan gigi dapat mendukung otak yang sehat.
Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Rajin menyikat gigi minimal dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride.
- Menggunakan benang gigi untuk membersihkan sisa makanan di sela-sela gigi.
- Berkumur dengan antiseptik membantu mengurangi jumlah bakteri berbahaya.
- Pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan yang mendukung mikrobioma sehat, seperti sayuran hijau.
- Rutin ke dokter gigi untuk memastikan kesehatan gigi dan gusi tetap optimal.
Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menentukan apakah perawatan gigi tertentu dapat membantu mengurangi risiko demensia.
Baca Juga: 14 Sindrom Geriatri yang Sering Dikeluhkan Lansia
Namun, dengan semakin banyaknya bukti yang menghubungkan kesehatan mulut dan fungsi otak, menjaga kebersihan gigi bukan hanya sekadar urusan estetika—tapi juga investasi bagi kesehatan kognitif di masa depan.
Jadi, jangan abaikan rutinitas kebersihan gigi Anda. Senyum sehat, otak pun tetap tajam!***
*Ilustrasi - Melindungi otak dengan kebiasaan sehat.(Pixabay)
Video Lansia Online