Geriatri.id - Jepang merupakan negara dengan populasi penduduk usia tertinggi di dunia. Menurut data pemerintah, lebih dari 28 persen populasi Negeri Matahari Terbit saat ini resmi diklasifikasikan lanjut usia atau berusia lebih dari 65 tahun.
Angka tersebut seiring dengan gelombang pertama baby boomer pascaperang yang saat memasuki lansia. Baby boomer adalah sebutan untuk mereka yang lahir pada periode 1946-1964 atau masa pascaperang.
Orang Jepang, termasuk kelompok lansianya dikenal memiliki etos kerja tinggi. Meski sudah berumur bukan berarti mereka hanya ingin meniikmati masa tua tanpa berbuat apa-apa.
Banyak yang memilih tetap bekerja di usia senja selama mereka masih bisa melakukannya meski dengan exoskeleton atau alat bantu gerak. Alat ini bisa meningkatkan kekuatan dan stamina selama bekerja.
Sekilas exoskeleton mirip ransel dengan tentakel berupa alat bantu gerak. Alat ini umumnya digunakan lansia yang bekerja di industri yang berkaitan dengan aktivitas mengangkat barang. Exoskeleton diklaim bisa diandalkan untuk mengangkat beban hingga maksimal 25 kg di usia senior.
Alat ini dirancang dengan memperhatikan aspek keamanan dan diperuntukkan bagi pekerja bagunan dan gudang agar terhindar dari cedera saat bekerja. Exoskeleton juga dapat digunakan penyandang disabilitas.
Produsen exoskeleton, Daigo Orihara mengklaim produknya kompatibel. Menurutnya, exoskeleton adalah kebutuhan harian bagi lansia pekerja.
Orihara menambahkan sejauh ini produknya telah terjual 4,000 unit. Pembelinya tak hanya pekerja tetapi juga lansia yang ingin tetap produktif.
“Seorang pembeli yang memiliki perusahaan dengan aktivitas pengangkutan sangat terbantu. Ayahnya yang berusia 70 tahun yang belum ingin berhenti bekerja juga terbantu dengan exoskeleton kami,” ujarnya ujarnya kepada New Scientist.***(rif)
Ilustrasi industri (Foto:piqsels)