Kembali
×
Marissa Haque Meninggal Dunia Tanpa Gejala Penyakit, Ini 6 Penyebab Kematian Mendadak
02 Oktober 2024 21:58 WIB

Geriatri.id -  Marissa Haque meninggal dunia pada Rabu, 2 Oktober 2024 pukul 00.43 WIB.

Istri Ikang Fawzi mengembuskan napas terakhir di usia 61. Menurut Soraya Haque, adik kandung almarhum, sebelum meninggal dunia Marissa Haque tidak menunjukkan gejala sakit sama sekali.

Kematian mendadak tanpa adanya gejala penyakit sebelumnya seperti yang dialami oleh Marissa Haque adalah fenomena yang kerap mengejutkan dan membingungkan. 

Banyak kasus di mana individu tampak sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda gangguan kesehatan, dengan menjalankan aktivitas seperti biasanya, namun tiba-tiba mengalami kondisi yang berakibat fatal. 

Baca juga: Kabar Duka, Artis Sekaligus Politisi Marissa Haque Meninggal di Usia 61 Tahun

Berikut beberapa penyebab utama yang sering dikaitkan dengan kematian mendadak, menurut beberapa sumber dari dunia medis internasional:

1. Sudden Cardiac Arrest (SCA)

Henti jantung mendadak (Sudden Cardiac Arrest) adalah salah satu penyebab paling umum kematian mendadak. Kondisi ini terjadi ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak akibat gangguan elektrik yang menyebabkan detak jantung tidak teratur (aritmia). 

Meskipun biasanya terkait dengan penyakit jantung koroner, henti jantung mendadak sering kali tidak menunjukkan gejala peringatan. 

Menurut American Heart Association, lebih dari 350.000 kasus henti jantung mendadak terjadi setiap tahun di luar rumah sakit di Amerika Serikat .

2. Pulmonary Embolism (PE)

Emboli paru terjadi ketika gumpalan darah, biasanya dari kaki atau bagian tubuh lainnya, bergerak menuju paru-paru dan menyumbat arteri paru. Kondisi ini dapat berakibat fatal jika tidak segera diobati. 

Meskipun beberapa orang mengalami gejala seperti sesak napas atau nyeri dada, dalam beberapa kasus, emboli paru bisa terjadi tanpa tanda-tanda yang jelas sebelumnya. 

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa PE bertanggung jawab atas kematian lebih dari 100.000 orang setiap tahunnya di AS .


3. Aortic Dissection

Diseksi aorta adalah kondisi serius di mana lapisan dalam dinding aorta (arteri utama tubuh) robek, sehingga darah mengalir di antara lapisan dinding aorta dan dapat menyebabkan pecahnya aorta. 

Kondisi ini sering kali menyebabkan kematian mendadak jika tidak segera diobati. Diseksi aorta dapat terjadi tanpa gejala yang jelas sebelumnya, terutama pada individu dengan tekanan darah tinggi atau riwayat keluarga dengan penyakit ini. 

Menurut Mayo Clinic, diseksi aorta adalah penyebab langka namun sangat serius menyebabkan kematian mendadak.

Baca juga: 'Sandwich Caregiving' Tantangan Perempuan yang Merawat Dua Generasi Sekaligus

4. Cardiomyopathy

Kardiomiopati adalah kondisi di mana otot jantung menjadi lemah atau membesar, yang dapat mengurangi kemampuan jantung untuk memompa darah dengan efektif. 

Meskipun beberapa orang dengan kardiomiopati tidak menunjukkan gejala yang jelas, kondisi ini bisa meningkatkan risiko henti jantung mendadak. 

Johns Hopkins Medicine menyebutkan bahwa jenis-jenis tertentu dari kardiomiopati, seperti kardiomiopati hipertrofik, sering kali tidak terdeteksi hingga terjadi kejadian fatal.

5. Sudden Arrhythmic Death Syndrome (SADS)

SADS adalah kondisi di mana seseorang yang sehat mengalami kematian mendadak akibat gangguan ritme jantung. Banyak dari kasus ini terjadi pada individu yang memiliki kelainan jantung genetik yang tidak terdiagnosis, seperti Sindrom Long QT atau Sindrom Brugada. 

Individu dengan kondisi ini sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas dan tampak sehat sebelum kematian mendadak terjadi. 

British Heart Foundation menjelaskan bahwa SADS adalah penyebab utama kematian mendadak pada orang muda yang tampaknya sehat.


6. Brain Aneurysm

Aneurisma otak adalah pembengkakan abnormal di dinding pembuluh darah di otak. Jika aneurisma pecah, dapat menyebabkan perdarahan otak yang tiba-tiba dan berpotensi mematikan. 

Pada banyak kasus, aneurisma otak tidak menimbulkan gejala sebelum pecah, sehingga sering kali menjadi penyebab kematian mendadak yang tidak terduga. 

National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS) menyebutkan bahwa sekitar 50% dari kasus aneurisma otak yang pecah menyebabkan kematian .

Meskipun banyak dari penyebab kematian mendadak ini terkait dengan kondisi jantung atau pembuluh darah, ada berbagai faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kondisi ini, termasuk riwayat keluarga, tekanan darah tinggi, atau masalah genetik. 

Mengelola faktor risiko dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting untuk mendeteksi kondisi-kondisi ini sebelum menyebabkan kejadian fatal.***

*Foto: Marissa Haque meninggal dunia tanpa menunjukkan gejala sakit. (IG/marissahaque)

Video Senior Podcast

 

Artikel Lainnya
Artikel
12 September 2025 10:00 WIB
Artikel
11 September 2025 10:00 WIB
Artikel
10 September 2025 10:00 WIB
Artikel
09 September 2025 10:00 WIB
Tags
obituari
Marissa Haque
kabar duka
lansia
berita lansia
kisah inspiratif