Kembali
×
Awas Risiko Malnutrisi Tersembunyi pada Lansia!
10 Desember 2019 15:32 WIB

Menjadi sehat, bugar, aktif dan tetap produktif di usia senja tentu menjadi dambaan setiap orang.  Nah, untuk mencapai harapan tersebut, hal penting yang perlu diperhatikan adalah asupan makanan sehat dan bergizi seimbang.

Sayangnya, di Indonesia, tak sedikit lanjut usia (lansia) yang mengalami malnutrisi. Malnutrisi merupakan suatu kondisi atau keadaan tubuh di mana terjadi ketidakseimbangan zat-zat nutrisi, bisa terjadi kelebihan atau kekurangan gizi.

Kondisi malnutrisi tersebut memicu risiko kesehatan, misalnya penyakit infeksi, penurunan imunitas atau kekebalan tubuh, penurunan kemampuan tubuh dalam proses penyembuhan luka, hilangnya massa otot (sarkopenia) hingga frailty syndrome.

Memang, secara alami, lansia umumnya  mengalami berbagai penurunan fungsi tubuh. Lansia juga mengalami perubahan metabolism sehingga rentan mengalami berbagai penyakit.

Selain itu juga, secara alami di usia senja umumnya mengalami risiko ketidakseimbangan nutrisi, baik zat gizi makro (berupa karbohidrat, protein, lemak) dan juga zat gizi mikro (vitamin dan mineral).

Nah, satu hal yang perlu kita ketahui, lansia berisiko mengalami malnutrisi tersembunyi.  Apa itu? Malnutrisi tersembunyi adalah penurunsan massa dan kekuatan otot. Namun, di sisi lain, komposisi lemak bertambah.  Kondisi ini dalam bahasa medis disebut sarkopenia. Umumnya, kondisi ini terjadi pada usia 50 tahun ke atas. Kehilangan massa otot ini bisa dimulai sejak usia 30 tahun ke atas dengan rata-rata 0,5 – 1,2% per tahun, diiringi adanya kehilangan kekuatan otot sekitar 3% per tahun.

Terkait hal ini, pada penelitian yang dilakukan secara longitudinal yang dilakukan selama 5 tahun, terhadap koresponden pria dan wanita lansia berusia 70-79 tahun, diketahui bahwa kondisi berat badan yang stabil ternyata menutupi kondisi kasus sarkopenia tersebut.  Di sisi lain, adanya pertambahan lemak tetap terjadi meski tak diketahui ada tidaknya penurunan atau pertambahan berat badan.

Gejala malnutrisi pada lansia, selain hilangnya massa otot, terjadi pula beberapa kondisi lain seperti bibir pecah-pecah, berkurangnya lemak di bawah kulit, penurunan berat badan, adanya cekung di area bawah mata, rambut kusam dan mudah rontok, kulit memar, kering dan bersisik hingga adanya penumpukan cairan di bawah kulit. Karena itu, lansia perlu memerhatikan asupan makanan mengandung gizi seimbang.

Seperti apa konkretnya? Cukupi asupan gizi mikro seperti karbohidrat, protein, serta lemak. Selain itu juga, perhatikan asupan gizi mikro seperti vitamin dan mineral.

Tak kalah penting adalah aktivitas fisik yang cukup untuk menjaga kesehatan otot. Kemudian, perhatikan asupan protein untuk mengurangi berkurangnya massa otot serta meningkatkan mobilitas tubuh para lansia.

Hilman/foto: freepik.com

Narasumber:

Dr. dr. Purwita Wijaya Laksmi, SpPD-KGer, Staf Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam (IPD) FKUI/ RSUPN Cipto Mangunkusumo

 

Artikel Lainnya
Artikel
28 Oktober 2025 10:00 WIB
Artikel
27 Oktober 2025 12:00 WIB
Artikel
28 Oktober 2025 08:00 WIB
Artikel
27 Oktober 2025 07:00 WIB
Tags
fkui
rscm
geriatri
gerontologi
lansia
lanjutusia
usialanjut
lanjut usia
lansia sehat
malnutrisi