Kembali
×
Artikel Kesehatan: Memahami Oral Frailty pada Lansia
10 Februari 2024 21:22 WIB

Penulis: drg.Nurul Siti Latifah - Dokter Gigi Klinik Geriatri RSKGM Kota Bandung 

Lansia merupakan kelompok usia yang rentan mengalami penurunan fungsi fisik, psikis, sosial akibat proses penuaan. Meskipun demikian, proses penuaan merupakan bagian dari siklus kehidupan yang tidak dapat dihindari. 

Seiring dengan bertambahnya usia, terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi tubuh, yang dimulai dari struktur terkecil yaitu sel-sel tubuh. 

Perubahan tersebut pada akhirnya mengarah pada penurunan fungsi organ tubuh, sehingga dapat terjadi kemunduran kesehatan, termasuk kemunduran pada fungsi rongga mulut seseorang.

Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun 2018, kelompok lansia adalah kelompok usia yang paling banyak memiliki masalah kehilangan gigi. 

Kehilangan gigi merupakan faktor terbesar yang berperan dalam penurunan fungsi pengunyahan.

Hal tersebut disebabkan semakin sedikit jumlah gigi, maka menyebabkan semakin bertambah jumlah makanan yang tidak dapat dikunyah, dan menyebabkan semakin berkurangnya asupan makanan, sehingga mengakibatkan malnutrisi pada lansia. 

Pada lansia dapat terjadi penurunan produksi air liur dan menyebabkan mulut kering, kemampuan indra pengecapan pun berkurang, dan pada akhirnya dapat mempercepat proses kerusakan gigi (karies gigi). 

Seperti diketahui, karies gigi dan penyakit pada jaringan gusi merupakan penyebab utama kehilangan gigi pada lansia. 

Oleh karena itu, menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat  memengaruhi kualitas hidup para lansia. Namun sayangnya kebersihan mulut pada lansia ini sering terabaikan.


Pengabaian kesehatan gigi dan mulut yang menyebabkan penurunan fungsi mulut pada lansia disebut juga sebagai oral frailty, yang ditandai dengan tiga atau lebih komponen berikut;

1) kehilangan gigi/berkurangnya jumlah gigi,

2) berkurangnya kekuatan pengunyahan,

3) berkurangnya kemampuan fungsi artikulasi (bicara),

4) berkurangnya kekuatan lidah,

5) kesulitan makan, dan 6) kesulitan menelan. 


Tahap awal dari oral frailty adalah karena lansia yang secara psikologis dan sosial mengalami kemunduran, sehingga menyebabkan kurangnya paparan edukasi tentang perawatan gigi dan mulut, yang pada akhirnya menimbulkan resiko kehilangan gigi akibat kondisi kesehatan mulut yang buruk.

Penurunan literasi kesehatan gigi dan mulut ini dapat berkembang ke tahap kedua, yaitu penurunan fungsi oral disertai beberapa masalah seperti penurunan artikulasi, tersedak, menghindari makanan karena kesulitan mengunyah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan jumlah gigi yang dapat dimakan dan berkurangnya selera makan. 

Tahap ketiga adalah Hipofungsi mulut yang ditandai dengan berkurangnya kekuatan oklusi (gigitan), berkurangnya fungsi otot lidah dan mulut, oral hygiene mulut yang buruk, dan mulut kering. Kondisi tersebut dapat menimbulkan sarkopenia dan kekurangan nutrisi pada lansia. 

Kondisi terparah pada oral frailty adalah Disorder Fungsi Oral, dimana pada kondisi tersebut terjadi disfagia atau kesulitan menelan dan disfungsi mastikatori (pengunyahan), keduanya dapat menyebabkan ganguan nutrisi pada lansia, hingga meningkatkan angka morbiditas dan disabilitas. 

Pada tahap Disorder Fungsi oral diperlukan intervensi perawatan dari dokter spesialis. 

Untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut lansia, dapat dilakukan beberapa tips, diantaranya:


1. Menyikat gigi dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, 

2. Rutin membersihkan gigi tiruan dan melepasnya di malam hari, 

3. Mengatur pola makan dengan menghindari konsumsi gula berlebih,  

4. Rutin ke dokter gigi enam bulan sekali agar kondisi kesehatan gigi dan mulut terpantau dengan baik dan dapat dilakukan upaya pencegahan kerusakan gigi ke tahap yang lebih. 

Selain hal tersebut, upaya peningkatan fungi rongga mulut pada lansia dapat dilakukan dengan senam wajah. 

Senam wajah ini terdiri dari latihan otot-otot wajah, otot-otot lidah, latihan fungsi kelenjar ludah, dan latihan penelanan. 

Oral frailty merupakan suatu konsep multidimensi yang menggambarkan buruknya fungsi oral. 

Karena masalah rongga mulut umumnya meningkat seiring bertambahnya usia, maka lansia memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut yang lebih sering. 

Oleh karena itu, masalah-masalah yang berhubungan dengan rendahnya fungsi mulut sangat sering ditemui pada populasi lansia. 

Konsep oral frailty yang pertama kali dikembangkan di Jepang ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada  masyarakat bahwa kesehatan gigi dan mulut sangat memengaruhi kualitas hidup pada lansia.***

Ilustrasi - Kelompok lansia paling banyak memiliki masalah kehilangan gigi.(Pixabay)

 

 

Artikel Lainnya
Artikel
28 Oktober 2025 10:00 WIB
Artikel
27 Oktober 2025 12:00 WIB
Artikel
28 Oktober 2025 08:00 WIB
Artikel
27 Oktober 2025 07:00 WIB
Tags
lansia
gigi lansia
kesehatan gigi lansia
lansia sehat
lansia online
geriatri
berita lansia
artikel kesehatan