Geriatri.id - Sebelum berangkat ke tanah suci, jemaah haji lanjut usia (lansia) harus mempersiapkan beberapa hal. Persiapan itu dilakukan tiga tahun sebelum berangkat haji.
"Ibadah haji itu berpindah-pindah tempat, kemudian banyak rukun yang harus dijalani dan mungkin dalam kondisi berbeda, jamnya dan suhu disana. Ini perlu kebugaran fisik," ujar Direktur Utama Rumah Sakit Haji UIN Jakarta, dr. Flori Ratna Sari, Ph.D dalam Program Lansia Online, Geriatri TV, Sabtu 27 Januari 2024.
Dokter Flori mengatakan kebugaran fisik yang prima harus disiapkan jauh hari agar dapat beribadah dengan baik. Salah satu caranya dengan rutin melakukan aktivitas jalan kaki.
"Setidaknya disiapkan tiga tahun sebelum keberangkatan. Jadi bukan berarti begitu diumumkan langsung berangkat," katanya.
Baca Juga: Ramah Lansia, Cek Jadwal Pemberangkatan Kloter I Jemaah Haji 2024
Dengan persiapan jauh-jauh hari, lanjut dia, jemaah haji lansia sudah dapat mengendalikan penyakitnya.
Caranya dengan melakukan kontrol secara teratur dan minum obat dengan baik.
"Tujuannya agar kondisi (jemaah haji lansia) tidak bertambah parah, setidaknya pada saat mau berangkat," katanya.
Dokter Flori mengingatkan jemaah haji lansia yang memiliki penyakit kronik untuk berkonsultasi dengan dokter dan meminum obat sesuai anjuran. Ini untuk menghindari kelebihan atau kekurangan dosis yang dapat mengakibatkan komplikasi.
"Ini yang sering kalau misalnya punya penyakit kronik, darah tinggi, diabetes, kolesterol sering-seringnya kita mengatur obatnya. Sebaiknya tidak begitu, obat-obatan yang kita minum harus dikonsultasikan, dosisnya juga harus diawasi," jelasnya.
Anjuran kesehatann umum lansia pra-keberangkatan
- Mempersiapkan kondisi sebelum MCU agar mendapat hasil optimal karena penetapan istithaah berdasarkan aplikasi SISKOHATKES
dari sekian banyak parameter MCU.
- Menjaga kesehatan fisik dan mental
secara bersamaan.
Baca Juga: Penguatan Istithaah Kesehatan dan Finansial Wajib Bagi Jemaah Haji 2024
Anjuran kesehatan umum lansia selama berhaji
- Mengkoordinasikan kondisi kesehatan dengan tempat embarkasi, dokter kloter maupun petugas PPIH tanpa ditutup-tutupi.
- Memenuhi seluruh persyaratan kesehatan sesuai nota diplomatik
- Mengkonsultasikan obat-obat yang didapat di Indonesia kepada tim kesehatan untuk penyesuaian dosis (bila perlu)
- Membawa obat dengan kemasan aslinya dengan jumlah cukup bagi jamaah yang memerlukan obat terus-menerus.
- Membawa alat kesehatan penunjang yang dibutuhkan dengan cukup (pen insulin, dan lain-lain)
- Menjaga intake yang cukup (makan dan minum) selama berhaji terutama minum.***
Foto - Jemaah haji lansia.(Dok.Kemenag)
Video Lansia Online