Geriatri.id - Seiring bertambahnya usia, kemampuan metabolisme menurun. Karena itu, penting kelompok lanjut usia (usia) melakukan beberapa tes kesehatan untuk mengetahui kondisi kesehatannya.
Berikut 10 tes kesehatan yang perlu dilakukan kelompok lansia dikutip dari laman webmd:
1. Tekanan darah
Banyak orang tidak mengetahui kalau memiliki tekanan darah tinggi.
Meski tekanan darah normal bukan berarti, pemeriksaan tekanan darah secara rutin tidak perlu.
Pemeriksaan tekanan darah secara rutin merupakan salah satu cara untuk tetap sehat saat lansia.
Baca juga: Cara Mengontrol Kadar Gula pada Lansia yang Kerap Jadi Pemicu Beragam Penyakit
2. Mewaspai berat badan
Lansia perlu menjaga berat badan tetap normal. Kenaikan berat badan bisa mempengaruhi kesehatan lansia.
Seiring bertambahnya usia, lemak akan berpindah ke pinggang. Metabolisme tubuh yang melambat membuat proses pembakaran kalori tidak berjalan dengan baik.
3. Skrining kanker kolorektal
Pemeriksaan kanker kolorektal lebih awal dan lebih sering akan lebih baik.
Skrining kanker kolorektal dapat dilakukan dengan tes darah Fecal Occult (setiap tahun).
Selain itu dengan sigmoidoskopi (setiap 5 tahun) dipadukan dengan tes darah fecal occult (setiap 3 tahun) dan kolonoskopi (setiap 10 tahun).
4. Skrining kanker prostat
Skrining kanker prostat dapat mengukur tingkat antigen spesifik prostat (PSA) pada pria untuk meminimalisir risiko saat berusia 70 tahun ke atas.
5. Skrining kanker payudara dan mamografi bagi wanita
Mammogram dianjurkan karena meningkatnya risiko kanker payudara seiring bertambahnya usia.
Konsultasikan dengan dokter kapan sebaiknya mulai mammogram secara teratur dan seberapa sering.
6. Pemeriksaan mata
Seiring bertambahnya usia, orang rentan dengan penyakit mata, seperti degenerasi makula, katarak, dan glaukoma.
Skrining dapat menjaga kesehatan mata dan meminimalisir risiko itu.
Baca juga: Masuk Kelompok Rentan, Pemilih Lansia Harus Menjadi Perhatian
7. Pemeriksaan pendengaran
Sekitar 25% orang berusia 65-74 tahun mengalami gangguan pendengaran. Jumlah itu meningkat hingga 50% seiring bertambahnya usia.
Tes pendengaran diperlukan jika mulai mengalami gangguan pendengaran.
8. Lindungi tulang
Osteoporosis pada lansia bisa mengakibatkan patah tulang terutama pada pinggul.
Tes kepadatan tulang diperlukan agar dapat dilakukan penanganan sejak dini ketika terjadi sesuatu.
Untuk wanita sebaiknya tes kepadatan tulang pada usia 65 tahun. Namun, jika memiliki risiko lebih tinggi, tes skrining perlu dilakukan lebih dini.
9. Skrining kolesterol
Kadar kolesterol tinggi dapat memicu serangan jantung dan stroke. Karena itu, penting secara rutin mengukur kadar kolesterol total baik kolesterol baik (HDL) maupun kolesterol jahat (LDL).
Tes lipid tingkat lanjut untuk mendapatkan lebih banyak informasi mengenai risiko kardiovaskular.
10. Vaksinasi
Lansia perlu mendapatkan vaksin pneumokokus untuk melindungi mereka dari pneumonia.
Selain itu, semua orang dewasa perlu mendapatkan vaksinasi flu tahunan dan satu kali booster tetanus difteri yang mengandung vaksin pertusis (batuk rejan) diikuti dengan booster difteri/tetanus setiap 10 tahun.
Foto Ilustrasi: Kelompok lansia perlu melakukan tes kesehatan. (Pixabay)
Video Lansia Online