Geriatri.id - Setiap tahun, sekitar 800.000 kasus stroke baru dilaporkan di Amerika Serikat. Serangan stroke seringkali menyebabkan masalah pada pasien dengan kontrol motorik neurologis dan fisik.
Gangguan mobilitas lengan dan tangan dapat berdampak buruk pada kualitas hidup pasien stroke.
Pemulihan ekstremitas lengan dan ketangkasan tangan seringkali menjadi prioritas tertinggi pada pasien stroke.
Sebuah platform robotik baru dikembangkan di University of Rhode Island (URI). Robot ini memanfaatkan gelombang otak dan aktivitas otot pasien untuk membantu pasien pasca stroke melakukan rehabilitasi yang diperlukan.
Tujuannya agar mereka mendapatkan kembali keterampilan motorik penting, termasuk tugas-tugas kompleks seperti meraih dan menggenggam suatu objek.
Mariusz Furmanek, asisten profesor terapi fisik dari Laboratorium Kontrol dan Rehabilitasi Motor URI, bekerja dengan profesor teknik Reza Abiri dan Yalda Shahriari merancang robot planar bantu.
Baca Juga: 5 Pertanyaan Mengenai Hipertensi
“Berbagai pendekatan rehabilitasi seperti stimulasi listrik otot, antarmuka otak-komputer, dan stimulasi magnetik transkranial telah diselidiki untuk membantu individu yang terkena dampak.
Hanya sedikit penelitian yang telah dilakukan untuk menunjukkan kemanjuran robot planar bantu dalam menawarkan solusi independen yang terjangkau untuk mengatasi hal ini,” tulis para peneliti.
“Merancang dan mengembangkan robot-robot dengan hasil rehabilitasi memuaskan menjadi sangat penting untuk tugas-tugas yang memerlukan banyak permintaan seperti pelatihan motorik berulang sebagai intervensi pada tahap awal stroke.”
Proyek ini bertujuan membuat kemajuan signifikan dalam metodologi rehabilitasi, memajukan rehabilitasi fungsi motorik ekstremitas atas bagi pasien pasca stroke.
Pengguna dapat memulihkan plastisitas saraf dengan lebih cepat, meningkatkan kapasitas otak untuk terus tumbuh dan berkembang, beradaptasi dan berubah melalui penciptaan neuron dan jaringan baru.
Perangkat robotik yang berpusat pada pengguna juga dapat memberikan terapi okupasi di rumah pasien.
Dengan memiliki perangkat di rumah, berarti lebih banyak integrasi ke dalam kehidupan sehari-hari dan lebih banyak terapi fisik untuk pasien.
"Dengan teknologi mutakhir, kami membayangkan dampak transformatif pada perjalanan rehabilitasi individu pasca stroke.
Proyek ini fokus pada pengembangan kerangka luar yang dapat dan mudah digunakan sebagai bantuan adaptif.
Melalui platform pelatihan robotik portabel, tujuan kami mengatasi hambatan, mempercepat pemulihan, dan memajukan pemahaman tentang rehabilitasi ekstremitas lengan atas pasca stroke," kara Mariusz Furmanek.
Para peneliti juga bekerja sama dan berkonsultasi dengan spesialis stroke dan ahli saraf Rumah Sakit Umum Massachusetts, David Lin. Di masa depan, teknologi ini dapat digunakan untuk pasien dengan kategori lain atau penyakit saraf.
Baca Juga: 14 Sindrom Geriatri yang Sering Dikeluhkan Lansia
“Meski ada kemajuan teknologi, sifat rumit otak menimbulkan tantangan yang signifikan,” kata Furmanek.
“Ilmu saraf tetap menjadi salah satu yang terdepan karena banyaknya pertanyaan mendasar yang menunggu jawaban,” pungkasnya.***
Sumber: University of Rhode Island
Ilustrasi - Pemulihan pasca serangan stroke.(Pexels)
Video Lansia Online