Geriatri.id - Tidur merupakan waktu istirahat bagi tubuh yang menjadi bagian dari pola hidup sehat bagi lanjut usia (lansia). Studi terbaru menemukan hubungan durasi tidur orang berusia 50 tahun ke atas dengan risiko penyakit tertentu.
Dilansir laman CDCP, durasi tidur malam orang berusia 61-64 tahun 7-9 jam per hari. Sedangkan durasi tidur orang berusia 65 tahun ke atas berubah menjadi 7-8 jam per hari.
Sebuah studi menemukan orang sehat berusia 50 tahun ke atas dengan durasi tidur lima jam atau kurang berrisiko besar terkena penyakit kronis seperti jantung. Risiko ini akan meningkat saat mereka lansia.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Medicine ini meneliti 8 ribu pegawai negeri di Inggris. Mereka tidak memiliki penyakit kronis di usia 50 tahun.
Baca Juga: 14 Sindrom Geriatri yang Sering Dikeluhkan Lansia
Dalam studi itu, selama uji klinis partisipan diminta melaporkan waktu tidurnya setiap empat sampai lima tahun selama 25 tahun.
Hasilnya, orang berusia 50 tahun dengan durasi tidur lima jam atau kurang memiliki risiko 30 persen mengembangkan penyakit kronis.
Risiko ini bertambah menjadi 32 persen saat mereka berusia 60 tahun, dan menjadi 40 persen di usia 70 tahun.
Penyakit kronis itu termasuk diabetes, kanker, jantung koroner, stroke, gagal jantung, penyakit paru obstruktif kronik, penyakit ginjal kronis, penyakit hati, depresi, demensia, gangguan mental, Parkinson dan radang sendi.
Studi itu menyimpulkan durasi tidur yang pendek di usia paruh baya dan usia tua dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terserang penyakit kronis dan multimorbiditas.
"Selama ini kita sering menekankan pentingnya tidur. Aada banyak literatur yang menjelaskan tidur dapat memengaruhi lebih dari sekadar kesehatan mental," ujar Sharon Cobb, dilansir dari CNN.
Sharon Cobb adalah direktur program keperawatan pralisensi sekaligus dosen di Universitas Kedokteran di LA, Amerika Serikat.
Menurut Cobb, selain durasi, kualitas tidur adalah hal penting yang tidak ditangkap penelitian ini.
"Penelitian lain telah menunjukkan tidur adalah proses restoratif yang memproduksi dan mengatur hormon dalam tubuh," kata Adam Knowlden.
Baca Juga: 5 Pertanyaan Mengenai Hipertensi
Adam Knowlden adalah seorang profesor ilmu kesehatan di University of Alabama.
Hormon mengatur nafsu makan, metabolisme, tekanan darah dan detak jantung, suhu tubuh dan hal lainnya.
Jika tubuh tidak menghasilkan hormon yang cukup karena kurang tidur, diduga dapat memicu masalah kesehatan kronis.
Beberapa studi menunjukkan kurang tidur juga dapat meningkatkan peradangan.
Karena itu, Knowlden merekomendasikan untuk membuat jadwal tidur.
Cara ini bisa melatih tubuh untuk tidur pada jam yang sama dan juga bangun pada di waktu sama setiap hari.
Dengan begitu, tubuh mendapatkan istirahat malam secara teratur dan menjadi lebih mudah.
Selain itu, sebaiknya kamar tidur gelap, tenang dan bebas dari hewan peliharaan.
Hindari asupan kafein, alkohol dan makanan besar sebelum tidur.
Jangan lupa, berolahraga di siang hari juga akan membantu tidur lebih nyenyak di malam hari.***
Ilustrasi - Pexels
Video Lansia