Geriatri.id - Perayaan Hari Raya Idul Adha identik dengan menyembelih hewan kurban seperti sapi atau kambing. Karena itu Hari Raya Idul Adha sering disebut sebagai Hari Raya Kurban.
Daging kurban bisa diolah menjadi aneka masakan seperti gulai atau sate kambing.
Daging kambing sering dianggap sebagai menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Benarkah mengonsumsi daging kambing bisa menyebabkan hipertensi?
Hingga saat ini memang belum ada penelitian hubungan mengonsumsi daging kambing dengan hipertensi pada manusia.
Baca Juga: 14 Sindrom Geriatri yang Sering Dikeluhkan Lansia
Namun, sebuah penelitian pada tikus menunjukkan mengonsumsi daging kambing tidak berhubungan dengan tekanan darah tinggi.
Hasil penelitian ini diterbitkan dalam Asian-Australasian Journal of Animal Sciences.
Penelitian ini menggunakan dua kelompok tikus. Kelompok pertama diberikan pakan mengandung daging kambing. Sementara kelompok kedua mendapatkan pakan mengandung daging ayam.
Kandungan garam dalam pakan yang diberikan kepada kedua kelompok tikus itu sama.
Hasil penelitian itu menunjukkan tidak ada perbedaan tekanan darah kelompok tikus yang diberikan pakan mengandung daging kambing dengan kelompok pakan mengandung daging ayam.
Munculnya anggapan daging kambing dapat menyebabkan hipertensi lebih berkaitan dengan kadar garam saat memasaknya, termasuk tambahan dari saus dan kecap.
Ini diperkuat dengan penelitian pada tikus percobaan yang pakannya diberikan penambahan garam. Hasil penelitian menunjukkan tekanan darah tikus mengalami peningkatan.
Pengaruh konsumsi garam terhadap tekanan darah telah teramati pada manusia.
Baca Juga: 5 Pertanyaan Mengenai Hipertensi
Batas asupan garam harian maksimal 5 gram per hari atau setara 1 sendok teh garam.
Asupan garam berlebih berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah dan risiko hipertensi.
Sebaliknya, membatasi asupan garam dapat menjaga tekanan darah tetap stabil dan menurunkan risiko hipertensi.
Data Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2018 menunjukkan hampir 30 persenb orang mengonsumsi makanan asin setidaknya 1 kali per hari.***
Ilustrasi: Mengolah daging hewan kurban menjadi sate kambing.(Pixabay)
Video Lansia Terbaru: