Geriatri.id - Jumlah jemaah haji usia lanjut (lansia) pada penyelenggaraan ibadah haji 1444H/2023M lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Jemaah haji lansia perlu mendapatkan perhatian khusus agar terhindar dari berbagai penyakit.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam di KKHI Makkah dr. Arfik Setyaningsih Sp.PD memberikan kiat bagi jemaah lansia agar tetap bugar selama ibadah haji.
Pertama, jemaah haji khususnya lansia disarankan beristirahat cukup, minimal 8 sampai 9 jam dalam sehari.
Jemaah haji diimbau tidak terlalu berlebihan dalam melaksanakan aktivitas fisik. Pelaksanaan Ibadah harus menyesuaikan dengan kondisi fisik.
Baca Juga: 5 Pertanyaan Mengenai Hipertensi
Kedua, cukupi cairan dan cegah dehidrasi. Jemaah tanpa gangguan ginjal kronis dan pembengkakan jantung, minimal harus minum 3 liter sehari untuk mencukupi kebutuhan cairan harian.
Jemaah disarankan untuk minum setiap 15 menit dan jangan takut untuk kencing.
Jemaah dapat minum bertahap yaitu 2 atau 3 teguk setiap 15 menit dan jangan menunggu haus.
Jemaah haji disarankan juga untuk mengonsumsi cairan pada suhu yang tidak terlalu dingin dan disesuaikan dengan suhu tubuh.
“Saat jemaah haji berada di Masjid Nabawi ataupun di Masjidilharam dan hendak minum air zam-zam, kami sarankan untuk minum air zam-zam yang tidak dingin. Untuk menghindarkan perubahan suhu di tubuh yang ekstrim,” ujar dr Arfik dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Ketiga, cukupi kebutuhan nutrisi harian. Jemaah haji diimbau menjaga kecukupan asupan protein, karbohidrat, lemak dan vitamin.
Jemaah haji juga diimbau makan makanan segar, hindari makanan instan dan mengandung bahan pengawet.
Baca Juga: 14 Sindrom Geriatri yang Sering Dikeluhkan Lansia
Jemaah haji dengan diabetes melitus juga diimbau untuk tidak berlebihan mengonsumsi kurma dan minuman manis.
“Asupan nutriasi jemaah haji tidak hanya dari kurma, yang penting adalah makan 3 kali sehari. Kecukupan kalori, protein, karbohidrat, lemak dan vitamin. Penderita diabetes melitus tidak bisa mengkonsumsi banyak kurma,” katanya.
Keempat, jemaah haji diharapkan untuk aktif bersosialisasi dengan lingkungan kloternya.
Jemaah haji harus mengikuti kegiatan yang ada di kloternya. Hal ini berguna untuk menghindari stres, cemas, berpikir positif dan menghindarkan adanya penurunan daya ingat.
Kelima, bagi jemaah haji yang memiliki komorbid atau penyakit kronis dan harus mengonsumsi obat setiap hari, diimbau untuk membawa obat rutinnya saat berangkat haji kemudian mengkonsumsinya dengan tertib dan rutin.
Keenam, Selalu gunakan alat perlindungan diri dari cuaca panas seperti payung, topi, kacamata, tabir surya.
Jemaah haji juga diharapkan selalu menggunakan masker jika berada dalam keramaian, kecuali saat tawaf.
Ketujuh, jika jemaah haji mengalami gangguan kesehatan, segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan kloter.
Jemaah haji diimbau tidak mengabaikan gejala gangguan kesehatan sekecil apapun dan segera berkonsultasi dengan tenaga Kesehatan di kloternya.***
Ilustrasi - Pixabay
Video Lansia terbaru: