Kembali
×
Hipertensi Sering Disebut Silent Killer, Yuk Cek Tekanan Darah Secara Rutin
09 Juni 2023 10:28 WIB

Geriatri.id - Kasus hipertensi di Indonesia sangat banyak termasuk pada lanjut usia (lansia). Hipertensi sering disebut silent killer karena itu masyarakat diminta rutin melakukan cek tekanan darah.

''1 dari 3 orang Indonesia mengidap hipertensi, bahkan angka ini terus meningkat setiap tahunnya. Hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena orang dengan tekanan darah tinggi tidak memiliki keluhan,'' ujar Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin pada webinar Hari Hipertensi Sedunia dikutip dari laman Kemenkes, Selasa 6 Juni 2023.

Hipertensi, lanjut dia, meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan penyakit lainnya yang menyebabkan kematian dan pembiayaan kesehatan sangat besar.

''Oleh karena itu dalam memperingati hari hipertensi sedunia tahun 2023 saya mengajak kita semua untuk mengukur tekanan darah secara rutin, baik secara mandiri maupun di fasilitas kesehatan,'' kata Menkes.

Baca Juga: 5 Pertanyaan Mengenai Hipertensi

Dia menekankan pentingnya deteksi dini hipertensi untuk mencegah berbagai risiko penyakit akibat tekanan darah. Deteksi dini hipertensi harus digaungkan pemerintah pusat dan daerah maupun semua unsur masyarakat di berbagai sektor.

''Saya juga berpesan kepada masyarakat yang telah mengidap hipertensi untuk tetap menerapkan prinsip periksa kesehatan secara berkala, atasi penyakit dengan pengobatan tepat, tetap menjaga pola makan sehat dan gizi seimbang, serta upayakan beraktivitas fisik dan menghindari rokok,'' ucapnya.

Ketua Tim Kerja Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes dr. Fatcha Nuraliyah, MKM menjelaskan prevalensi hipertensi di Indonesia sangat besar yaitu 34,1% berdasarkan survei nasional di 2018.

''Jadi kalau kita hitung, banyaknya orang yang diperkirakan menderita hipertensi sekitar 70 juta lebih penduduk Indonesia,'' jelasnya.


OkBaca Juga: 14 Sindrom Geriatri yang Sering Dikeluhkan Lansia

Sebelum seseorang menderita hipertensi ada faktor risiko penyebabnya, salah satunya pola makan tidak sehat, biasanya pola makan dengan kandungan gula garam lemak yang melebihi batas normal setiap harinya. 

Selanjutnya kurang melakukan aktivitas fisik yang dianjurkan. Setiap hari dianjurkan melakukan aktivitas fisik sekitar 15-20 menit untuk mencegah munculnya penyakit tidak menular.

Karakteristik pengidap hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis masih merasa sehat meski tekanan darah tinggi. Mereka tidak merasa sakit, dan ini adalah populasi yang paling besar.

Baca Juga: Tanya Jawab Masalah Kesehatan Jantung

Dr. Erwinanto dari Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia mengatakan klasifikasi hipertensi di Indonesia mengacu pada klasifikasi Eropa, yaitu hipertensi dibagi menjadi sejumlah derajat yaitu:

1. Optimal dengan tekanan darah >120/<80, 

2. Normal dengan tekanan darah 120-129/80-84, 

3. High Normal dengan tekanan darah 130-139/85-89, 
4. Grade 1 Hypertension dengan tekanan darah 140-159 /90-99, 

5. Grade 2 Hypertension dengan tekanan darah 160-179/100-109, 

6. Grade 3 Hypertension dengan tekanan darah >180/ >110,

7. Isolated Systolic Hypertension dengan tekanan darah >140/>90.

''Rata-rata tekanan darah yang harus dicapai adalah kurang dari 130/80 tapi tidak lebih rendah dari 120/70. Artinya target tekanan darahnya adalah antara 120-129/70-79,'' katanya.***

Grafis - Kemkes

Video Lansia Terbaru:

Artikel Lainnya
Artikel
19 Oktober 2025 11:00 WIB
Artikel
14 Oktober 2025 11:00 WIB
Artikel
18 Oktober 2025 11:00 WIB
Tags
lansia hipertensi
lansia sehat
lansia bahagia
merawat lansia
lansia online
geriatri
lansia
berita lansia
hipertensi