Geriatri.id - Banyak jalan menjadi miliarder. Keiichi Shibahara mendapatkannya melalui panti jomponya yang memberikan pelayanan kepada para (lanjut usia (lansia) selama pandemi COVID-19.
Keiichi Shibahara adalah CEO Amvis Holdings Inc, perusahaan yang menawarkan layanan homecare, dukungan keamanan media, rehabilitasi dan layanan lainnya.
Saat ini kekayaan bersih Shibahara mencapai 1,7 miliar dolar AS atau Rp25,3 triliun.
Baca Juga: 5 Pertanyaan Mengenai Hipertensi
Bagaimana Keiichi Shibahara bisa menjadi miliarder?
Selama COVID-19, banyak pasien lansia di Jepang memilih perawatan kesehatan di panti jompo.
Ini karena hampir semua rumah sakit di Negeri Matahari Terbit itu fokus merawat pasien COVID-19.
Keadaan itu menjadi berkah bagi Amvis Holdings Inc yang mengelola 41 panti jompo swasta yang tersebar di seluruh wilayah Jepang.
Saham perusahaan itu melonjak lebih dari dua kali lipat pada Agustus 2020.
Dengan kepemilikan saham mayoritas hingga 77 persen, Shibahara, pria berusia 58 tahun itu mengantongi kekayaan bersih Rp25,3 triliun.
Baca Juga: 14 Sindrom Geriatri yang Sering Dikeluhkan Lansia
Shibatra mengklaim, Amvis merupakan perusahaan pertama di jepang yang menerapkan model bisnis hospice.
"Amvis telah berkembang pesat menjadi perusahaan ternama di industri home healthcare dan perawatan," ujar Shibahara dikutip dari Forbes.
Hospice care adalah perawatan paliatif untuk pasien stadium terminal atau sakit parah dengan menawarkan lingkungan yang nyaman dan penuh perhatian.
Amvis didirikan pada tahun 2013 setahun setelah pemerintah Jepang menerapkan kebijakan perawatan berbasis rumah.
Baca Juga: Tanya Jawab Masalah Kesehatan Jantung
Kebijakan itu mengarahkan agar orang dengan penyakit kronis atau disabilitas untuk menjalani perawatan di rumah. Tujuannya mengurangi beban di rumah sakit.
Saat ini menurut Japan Times, proporsi orang berusia 65 tahun atau lebih di Jepang sekitar 28,7 persen dari total populasi negara itu. Proporsi ini merupakan adalah yang tertinggi di dunia.
Kinerja keuangan Amvis hingga September 2020 melesat lebih dari 71% menjadi 9,2 miliar yen dibanding tahun sebelumnya dengan laba berlipat ganda menjadi 1,2 miliar yen.
Sementara pada periode Oktober 2020 - 31 Maret 2021, pendapatan perusahaan itu melonjak 66 persen dan laba naik 108 persen dibandingkan tahun sebelumnya.***
Ilustrasi - Pexels
Video Lansia Terbaru: