Geriatri.id - Dua dokter dari Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH) berusaha memberikan penanganan pertama kepada jemaah haji yang mengeluh karena rasa sakit di uluhatinya.
Dua dokter itu adalah dr. Lebriandy dan dr. Sarah yang menemukan seorang jemaah kesakitan di sekitar areal Mataf (tempat thawaf lantai dasar) pada Jumat 2 Juni 2023, pukul 23.15 waktu Arab Saudi.
Jemaah berusia 75 tahun itu tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 1 Embarkasi Batam (BTH 01).
Meski telah diberi obat pereda nyeri, berupa Paracetamol dan obat maag Ranitidine, jemaah itu masih terus mengeluh kesakitan.
Baca Juga: 5 Pertanyaan Mengenai Hipertensi
Dari tubuhnya keluar keringat dingin. Dia mengeluh, ada nyeri dada yang hebat seperti ditekan.
Melihat kondisi ini, tim PKP3JH bersama petugas lainnya bergegas mengevakuasi jemaah ke klinik Masjidil Haram.
Sesampai di klinik Masjidil Haram, pasien dirujuk ke Ajyad Hospital karena masuk kategori emergency sekitar pukul 23.30.
Ajyad Hospital ternyata juga tidak mampu melakukan penanganan secara invasive.
Sebab, alat penunjang medis di sana masih kurang lengkap. Jemaah akhirnya dirujuk ke RS King Abdullah pada sekitar pukul 23.50.
“Kami saat itu memang berkejaran dengan waktu yang genting. Sebab, ini berkaitan dengan nyawa manusia yang terkena serangan jantung,” ujar dr. Lebri, panggilan akrabnya dikutip dari laman Kemenag.
Baca Juga: 14 Sindrom Geriatri yang Sering Dikeluhkan Lansia
Setelah dilakukan pemeriksaan di RS King Abdullah, lanjut dr. Lebri, dokter mendiagnosa pasien dengan STEMI Extensive Anterior Wall.
Karena itu, harus dilakukan tatalaksana primary PCI.
Kondisinya, terjadi kerusakan otot jantung yang disebabkan adanya penyumbatan plaque di pembuluh darah arteri korener jantung.
“Sehingga dibutuhkan tindakan pemasangan ring jantung oleh dokter jantung dengan tujuan untuk membuka sumbatan plaque pembuluh darah koroner jantung tersebut agar jantung bisa berfungsi normal kembali,” papar dr. Lebri.
“Kondisi semacam ini menuntut penanganan cepat. Petugas dan tim dokter berpacu dengan waktu.
Sebab, semakin cepat didiagnosa dan ditangani, semakin besar kemungkinan pasien bisa selamat dan mengurangi angka morbiditas dan mortalitas pasien,” sambungnya.
Baca Juga: Tanya Jawab Masalah Kesehatan Jantung
Apalagi, lanjut dr. Lebri, jemaah ini diketahui memiliki riwayat diabetes melitus, hipertensi dan merokok.
Bahkan saat di bangsal perawatan jantung RS King Abdullah, pasca pasang ring jantung, pasien mengalami henti denyut nadi. Saat itu tim dokter segera melakukan CPR+DC shock.
“Alhamdulillah, atas ikhtiar yang dilakukan, Allah mentakdirkan pasien bisa ditangani dengan baik. Saat ini keadaan umum pasien stabil dan rencana akan rawat jalan mulai besok,” pungkasnya.***
Ilustrasi - Pexels
Video Lansia Terbaru: