Kembali
×
Pentingnya Deteksi Dini Stroke dan Penyakit Degeneratif pada Lansia
16 Oktober 2022 22:29 WIB

Geriatri.id - Angka kejadian stroke di wilayah DKI Jakarta tergolong cukup tinggi. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan, prevalensi stroke di ibu kota meningkat dari 7% menjadi 10,9% sejak 2013. 

Tingginya angka itu berimbas pada cukup besarnya anggaran yang dikeluarkan negara untuk menangani stroke. Karena itu diperlukan tindakan preventif agar angka kejadian stroke dapat ditekan. 

Hal itu diungkapkan Mita Noviana, S.Ft., M.Kes., dosen Fisioterapi, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI) saat melakukan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

WHO mendefinisikan stroke sebagai kondisi tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak, sehingga sebagian otak mengalami kekurangan pasokan darah yang membawa oksigen dan berakibat pada kematian sel/jaringan. Jika tidak segera ditangani, kematian sel/jaringan tersebut dapat mengakibatkan kematian.

Baca Juga: Ancaman NAFLD dan Difesiensi Vitamin D Masih Menjadi Masalah Besar Bagi Lansia

Dilansir laman ui.ac.id, cukup banyak lansia di Pulau Panggang yang memerlukan tindakan pencegahan penyakit degeneratif dan stroke.

Kegiatan pengmas yang diketuai Riza Pahlawi, S.Tr.Ftr., M.Kes. memberikan penyuluhan dan melakukan pemeriksaan fisioterapi serta terapi latihan kepada para kader, lansia dan warga.

Riza mengatakan pemeriksaan dasar dan deteksi dini stroke merupakan serangkaian pemeriksaan yang dapat mengkategorikan pasien atau orang yang diperiksa ke dalam risiko rendah, hati-hati, atau risiko tinggi terhadap serangan stroke.

"Program deteksi dini stroke sebaiknya dibarengi dengan pelaksanaan program fisioterapi berupa terapi latihan yang berfokus pada penanganan penyakit degeneratif, sehingga masyarakat lansia mampu melakukan latihan yang baik sebagai upaya pencegahan munculnya penyakit degeneratif,” ujar Riza.

Dia menjelaskan timnya melakukan deteksi dini stroke menggunakan data yang sudah diisi pasien. Formulir pemeriksaan itu disusun Perhimpunan Fisioterapi Neuro Indonesia (PFNI). 

“Dalam formulir itu terdapat pemeriksaan seperti kadar gula darah, kolesterol, tekanan darah, riwayat merokok, dan aktifitas fisik. Dari pemeriksaan diatas nanti akan ditarik kesimpulan apakah pasien tersebut masuk dalam kategori risiko stroke tinggi, sedang, atau rendah,” kata Riza.


Kegiatan pengmas juga fokus mengedukasi lansia dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan. Melalui kegiatan itu diharapkan lansia mampu menjalani hidup lebih baik, bebas dari keluhan dan dapat berkontribusi lebih di lingkungannya.

Kamued (63), peserta kegiatan mengaku mendapat banyak manfaat dari kegiatan pengmas. Menurut dia, belum pernah ada kegiatan seperti itu di Pulau Panggang, khususnya pemeriksaan dan cara mendeteksi stroke. 

"Kami sangat berterima kasih kepada Vokasi UI karena telah memberikan banyak pemahaman kesehatan, khususnya dalam upaya mencegah stroke, melalui penyelenggaraan kegiatan ini,” pungkasnya.

Foto: Kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.(ui.ac.id)

Video Lansia Terbaru:

Artikel Lainnya
Artikel
12 September 2025 10:00 WIB
Artikel
11 September 2025 10:00 WIB
Artikel
10 September 2025 10:00 WIB
Artikel
09 September 2025 10:00 WIB
Tags
lansia
geriatri
lansia sehat
lansia bahagia
lansia online
berita lansia
merawat lansia
penyakit lansia
stroke
lansia stroke