Penulis: Husna Sabila
Geriatri.id - Rasa sakit banyak macamnya mulai dari sakit pada bagian tubuh, mental, hingga emosional. Berdasarkan durasi seseorang menderita rasa sakit, sakit dibagi menjadi dua: kronis dan akut.
Sakit yang kronis adalah rasa sakit yang diderita dalam kurun waktu yang cenderung lama.
Sedangkan sakit yang akut adalah rasa sakit yang muncul tiba-tiba dan terjadi dalam waktu yang cenderung sebentar.
Rasa sakit yang kronik adalah sakit yang cenderung sering dirasakan oleh kelompok lansia.
Pada penyakit-penyakit tertentu yang memiliki sumber sakit yang jelas (misal patah tulang, ligamen yang sobek, dll) bahkan ketika sumber rasa sakitnya sudah diobati, sensasi rasa sakitnya masih bertahan dalam waktu yang cukup lama.
Rasa sakit yang kronis umumnya terjadi karena sebab-sebab yang tidak terlihat—lebih dalam di dalam tubuh manusia, sehingga sakit jenis ini lebih susah untuk diobati, dibandingkan sakit akut yang biasanya memiliki sumber rasa sakit yang terlihat.
Karena memiliki sumber sakit yang tidak terlihat, sering kali di fase-fase awal, rasa sakit dari jenis sakit kronis ini cenderung terabaikan dan dianggap hanya sebagai sakit yang bersifat “imajiner”.
Rasa sakit sesungguhnya berhubungan erat dengan otak manusia.
Sensasi rasa sakit yang dirasakan seseorang adalah bentuk respons yang diterima otak dan diterjemahkan sebagai “rasa sakit”.
Oleh karena itu, selain berusaha menyembuhkan sumber dari rasa sakit tersebut, menurut laman agingcare.com beberapa langkah ‘latihan otak’ dapat dilakukan oleh lansia—baik secara mandiri maupun bantuan keluarga atau caregiver—untuk meminimalisir rasa sakit yang ada yaitu sebagai berikut:
1. Menjaga kualitas dan kuantitas tidur
Kualitas dan kuantitas waktu tidur yang cukup adalah hal yang penting bagi tubuh. Waktu dan kualitas tidur yang kurang dapat meningkatkan sensasi rasa sakit.
Jam tidur lansia yang tercukupi akan membantu proses penyembuhan dan juga meminimalisir sensasi sakit yang dirasakan tubuh.
2. Alihkan ‘otak’ dari mengolah sensasi rasa sakit
Sensasi rasa sakit sebenarnya adalah hasil sinyal yang diterjemahkan oleh otak. Rasa sakit yang kita rasakan berpusat dari hasil “penerjemahan” otak kita.
Beberapa langkah di bawah ini dapat dilakukan untuk lebih fokus dan ‘sadar’ dalam memproses pikiran serta rasa sakit yang dirasakan tubuh
- Menulis
Menulis memiliki manfaat untuk mengurangi stres yang disebabkan rasa sakit yang diderita oleh lansia, serta dapat menjadi alternatif pengalihan rasa sakit yang dirasakan tubuh.
Untuk dapat memulai kegiatan menulis, lansia dapat menuliskan hal yang paling dekat dan sederhana terlebih dahulu, hingga kemudian beranjak pada hal yang lebih dalam seperti perasaan yang dirasakan lansia.
- Meditasi
Meditasi merupakan suatu teknik yang dapat dilakukan untuk lebih terfokus pada pikiran kita.
Melalui meditasi, lansia dapat lebih ‘sadar’ dengan kondisi yang mereka alami saat ini dari sisi indera-indera yang dimiliki, termasuk rasa sakit yang dirasakan.
Namun, kunci dari meditasi pada rasa sakit ini adalah sadar sepenuhnya tentang kondisi yang dialami saat ini, memperhatikan kondisi sakit yang dirasakan, namun memilih untuk tidak terlibat jauh di dalam perasaan dan sensasi tersebut.
- Visualisasi
Yang terakhir ialah bagaimana diri lansia memvisualisasikan diri mereka yang terbebas dari rasa sakit yang saat ini mereka rasakan. Visualisasi diri yang bebas dari rasa sakit ini—yang dilakukan oleh keseluruhan indera yang ada di tubuh lansia—dapat membantu meminimalisir sensasi rasa sakit yang dirasakan tubuh lansia.***
Video Lansia Online