Kembali
×
Kesepian pada Lansia dan Kaitannya dengan Angka Harapan Hidup
18 Mei 2022 20:05 WIB

Penulis: Husna Sabila

Geriatri.id - Merasa kesepian, terasingkan, serta tersisih dari lingkungan adalah permasalahan psikologis yang paling sering dirasakan lansia.

Adanya penurunan derajat kesehatan, kemunduran kemampuan fisik, dan perubahan lingkungan sosial dapat menjadi alasan lansia secara perlahan menarik diri dari lingkungan sosialnya.

Padahal, interaksi sosial adalah kebutuhan yang harus terpenuhi bagi setiap individu, tidak terbatas pada usia muda saja. 

Di Indonesia, dengan jumlah penduduk yang banyak dan budaya kolektivistik yang berkembang, di mana hubungan dan interkoneksi antarindividu terjadi di setiap lapisan masyarakat, lansia yang tidak lagi dapat berbaur dengan leluasa di tengah masyarakat akan merasa lebih kesepian dibanding kelompok usia lainnya.

Menurut penelitian yang dilaksanakan oleh Centre for Ageing Research and Education (CARE), Duke-NUS Medical School, Singapura, disebutkan bahwa masyarakat dengan pola kolektivistik—lawan dari individualistik—akan cenderung lebih mudah untuk merasa kesepian.

Lebih lanjut, rasa kesepian umumnya meningkat seiring dengan bertambahnya usia lansia. Dari survei yang dilaksanakan, satu dari tiga orang dewasa tua merasakan kesepian.

Persentase orang kesepian ini meningkat pada rentang usia 60-69 tahun sebanyak 32%, dan meningkat menjadi 40% pada lansia usia di atas 80 tahun. 

Menurut penelitian yang dilakukan oleh ilmu keperawatan Universitas Riau, terdapat 3 faktor yang berpengaruh terhadap kesepian pada lansia yaitu:

1. Faktor psikologis

Memandang rendah atau menilai negatif diri sendiri, atau memunculkan perasaan-perasaan negatif yang berpusat pada diri sendiri adalah contoh-contoh faktor psikologis

yang berpengaruh terhadap kesepian lansia. Perasaan-perasaan seperti ini membuat lansia cenderung menarik diri sehingga mengakibatkan mereka tidak memperoleh interaksi sosial yang bermakna – dan kemudian merasa terasing. 

2. Faktor budaya dan situasional


Perubahan budaya dalam masyarakat ikut menyumbangkan faktor lansia kesepian.

Budaya sibuk dan intensitas kepedulian yang berkurang dari pihak keluarga—anak yang sudah dewasa dan berkeluarga cenderung memiliki kesibukan sendiri sehingga besar kemungkinan kepedulian yang diberikan kepada orang tua yang sudah memasuki usia lanjut ini berkurang—di samping interaksi masyarakat di luar diri lansia yang intens, membuat mereka merasa seolah tersisihkan. 

3. Faktor spiritual

Tidak bisa dipungkiri kalau kelekatan kita akan tujuan, makna hidup, dan religiusitas memiliki andil dalam mencegah kekosongan dan kehampaan hidup yang dapat mengakibatkan perasaan kesepian.

Hilang atau berkurangnya faktor ini dari kehidupan lansia akan membuat lansia merasa kosong, hampa, dan kesepian. 

Meskipun terkesan hal yang tidak serius dan hanya berupa perasaan, kesepian ternyata memiliki dampak cukup serius terhadap keberlangsungan kehidupan lansia.

Studi yang dilangsungkan oleh National University of Singapore memaparkan fakta bahwa kesepian memiliki pengaruh terhadap angka harapan hidup pada lansia.

Lansia yang merasa kesepian memiliki angka harapan hidup yang lebih pendek dibandingkan lansia lain yang tidak kesepian.

Orang di atas usia 60 tahun yang merasa dan meyakini bahwa diri mereka kesepian cenderung memiliki usia yang 3 hingga 5 tahun lebih pendek dibandingkan kelompok lansia lain yang tidak merasa kesepian.

Begitu juga pada lansia yang berumur di atas 70 tahun, kesepian membuat angka harapan hidup aktif mereka memendek 2 hingga 4 tahun dibanding lansia pada umumnya.

Adapun untuk lansia diatas usia 80 tahun, kesepian dapat memangkas angka harapan hidup mereka 1-3 tahun dibandingkan lansia lain yang tidak kesepian. 


Selain angka harapan hidup, kesepian juga berpengaruh terhadap kesehatan. Lansia yang mengalami kesepian akan cenderung memiliki kesehatan yang menurun.

Lebih lanjut lagi bila dikaitkan dengan masa akhir kehidupan, lansia yang kesepian akan cenderung memiliki keadaan kesehatan yang tidak baik di masa akhir kehidupan mereka serta kemandirian—kemampuan melakukan aktivitas seperti makan, mandi, berpindah, dan lain-lain dengan sendiri—yang juga menurun. 

Oleh karena itu, keluarga Indonesia ataupun caregiver yang mendampingi lansia sudah seyogyanya lebih memperhatikan lansia agar mereka tidak merasakan kesepian.

Faktanya, adanya dukungan yang baik dari pihak keluarga pada lansia dapat meminimalisir kesepian pada lansia. Bentuk-bentuk dukungan dari keluarga kepada lansia untuk mengurangi kesepian mereka di antaranya menerima apapun kondisi lansia, sikap yang penuh kasih, pemberian semangat kepada lansia, selalu memberi perhatian, dan tidak mengucilkan dan menihilkan peran lansia dalam keluarga.***

 

Video Lansia Online

 

Artikel Lainnya
Artikel
13 September 2025 10:00 WIB
Artikel
12 September 2025 10:00 WIB
Artikel
11 September 2025 10:00 WIB
Artikel
10 September 2025 10:00 WIB
Tags
lansia kesepian
berita lansia
kabar lansia
geriatri
lansia online
psikologis lansia
lansia sehat
lansia bahagia
lansia
merawat lansia
tips lansia