Penulis: Husna Sabila
Geriatri.id - Jika memang belum saatnya berhenti, ada orang-orang yang tidak ingin menghentikan langkahnya. Jika merasa masih sanggup, ada orang-orang yang ingin melakukan apapun untuk membuatnya berguna, paling tidak untuk diri sendiri.
Satu di antara orang itu adalah David Flucker, warga senior Skotlandia yang memilih menghabiskan masa tuanya menjadi relawan.
Ia menjadi relawan penuh di toko amal sebuah rumah sakit di kota Edinburgh.
Setiap hari David menghabiskan tiga jam untuk pulang-pergi dari rumahnya di pinggiran kota ke tempatnya bekerja, dengan menaiki dua bus berbeda, diselingi jalan kaki selama kurang lebih 20 menit.
Dan itu dilakoninya empat hari dalam seminggu sepanjang tahun.
Yang ia lakukan sebagai relawan di toko amal tersebut antara lain memperbaiki barang-barang sumbangan donasi, merapikan stok yang ada, menyetrika baju-baju, dan memperbaiki dekorasi serta pajangan jendela toko.
David mengaku bahwa terus bekerja keras adalah salah satu hal yang membuatnya hidup dengan umur yang panjang.
Ia bahkan mengaku akan merasa kebingungan jika toko tempatnya menjadi relawan ini ditutup.
“Saya akan terus mencoba hidup sebaik mungkin selama saya mampu. Sepertinya saya hanya akan berhenti bekerja di toko amal ini jika saya pingsan,” ujarnya sambil bercanda, dalam kisah yang dipublikasikan BBC Skotlandia pada medio 2021, ketika usianya sudah 99 tahun.
David memulai pekerjaan sebagai relawan ketika ia didiagnosa menderita kanker prostat dan harus melakukan perawatan di rumah sakit St.Columba selama dua pekan.
Hal ini terjadi setelah ia ditinggal istrinya, Mary, yang wafat tahun 2010 karena diabetes di usia 82 tahun.
Di usianya yang sudah sangat lanjut tersebut, David masih dapat bekerja keras dengan sangat gesit.
Ia dengan sigap membantu pekerjaan di toko amal tersebut. Tidak ada yang menyangka bahwa usianya bahkan sudah hampir satu abad.
Baca Juga
Usia 85 Masih Melatih: "Dari Bulutangkis Saya Menemukan Arti Hidup"
Ibu Wiwik Lulus Kuliah S3 Jelang Usia 70 Tahun
Sepeda Roda 3, Pilihan Gowes untuk Lansia
Selain melatih ketangkasan fisik dengan bekerja keras, veteran Perang Dunia II itu juga melakukan asah otak dengan terbiasa menghitung potongan puzzle yang ada pada kotak sumbangan.
Di waktu luangnya ia merakit model kereta api, dan hasilnya kemudia ia lelang.
“Saya sudah berulang kali mencoba untuk pensiun, akan tetapi pekerjaan-pekerjaan ini terus memanggil saya untuk kembali.
Bahkan rasanya saya lebih banyak kembali (untuk bekerja) dibandingkan (penyanyi legendaris) Frank Sinatra,” ucapnya sambil tertawa.***
Video Lansia online